Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merokok Sambil Mencaci Maki: Gaya Kim Jong Un saat Pimpin Rapat Covid-19

Kompas.com - 20/05/2022, 10:01 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Sky News

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengkritik tanggapan "tidak dewasa" jajarannya dalam menangani wabah Covid-19 pertama yang dikonfirmasi.

Korea Utara sudah melaporkan 232.880 lebih banyak orang dengan gejala demam, dan enam kematian lagi setelah negara itu mengungkapkan wabah Covid-19 pekan lalu.

Secara keseluruhan, Korea Utara telah melaporkan 1,72 juta pasien dengan gejala demam, termasuk 62 kematian pada Selasa (17/5/2022) malam.

Baca juga: Covid Korea Utara: 3 Pesawat Terbesar Dikirim ke China untuk Ambil Bantuan Medis

Dilansir Sky News, Kim telah menuduh pejabat pemerintah tidak memadai dan lamban ketika kasus demam melanda negara itu.

Hal ini dilaporkan media pemerintah KCNA.

Tapi yang jadi perhatian, selama pertemuan politbiro Partai Buruh Selasa (17/5/2022), Kim tampak merokok sambil mencaci-maki para pejabat.

Dengan terus mengisap tembakau, ia juga mengatakan situasi virus negara itu "menguntungkan" meskipun ada peningkatan kasus dan kematian.

Media pemerintah pun menambahkan bahwa pertemuan partai membahas "mempertahankan peluang bagus di bidang pencegahan epidemi secara keseluruhan".

Baca juga: Kasus Covid-19 Korea Utara Diduga Sudah Mendekati Angka 2 Juta

Negara ini belum memulai vaksinasi massal dan memiliki kemampuan pengujian yang terbatas, membuat banyak ahli khawatir mungkin sulit untuk menilai seberapa cepat penyakit ini menyebar.

Menurut KCNA, Korea Utara telah mendorong untuk lebih menangani "pengumpulan, pengangkutan, dan pengujian spesimen dari orang-orang yang demam, sambil memasang fasilitas karantina tambahan".

KCNA juga mengatakan pejabat kesehatan telah mengembangkan panduan pengobatan Covid-19 yang bertujuan mencegah overdosis obat dan masalah lainnya.

Pejabat dan peneliti telah meningkatkan upaya untuk mengembangkan dan memproduksi obat secara besar-besaran yang efektif dalam pengobatan infeksi virus ganas.

Baca juga: Korsel: Korea Utara Sudah Selesai Persiapan Uji Coba Nuklir

Mereka juga menetapkan diagnosis dan metode pengobatan yang lebih rasional, meski KCNA tidak memberikan perincian tentang obat mana yang digunakan.

Dalam menghadapi wabah Covid-19 "eksplosif", Korea Utara telah mengerahkan angkatan bersenjatanya, termasuk 3.000 staf medis militer, untuk sistem pengiriman obat 24 jam.

Ada pula 500 kelompok respons untuk mengonfirmasi dan merawat pasien yang terinfeksi, kata media pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com