Shelipova mengatakan kepada pengadilan bahwa dia tidak akan keberatan jika Shishimarin dibebaskan ke Rusia sebagai bagian dari pertukaran tahanan untuk mengeluarkan "anak-anak kita" dari kota pelabuhan Mariupol.
Ini jadi sebuah opsi untuk ratusan tentara Ukraina yang yang telah menyerahkan diri mereka ke Rusia.
Baca juga: Kisah Atlet Bulu Tangkis dari Indonesia Alih Profesi Jadi Pebisnis Kue di Jerman
Jaksa negara bagian Ukraina mengatakan Shishimarin melepaskan beberapa tembakan dengan senapan serbu ke kepala seorang warga sipil dari sebuah mobil setelah diperintahkan untuk melakukannya.
Ditanya apakah dia diwajibkan untuk mengikuti perintah yang merupakan kejahatan perang, Shishimarin menjawab "tidak".
"Saya menembakkan ledakan pendek, tiga atau empat peluru," katanya kepada pengadilan.
Baca juga: Polandia Janji Bantu Swedia dan Finlandia jika Diserang Sebelum Jadi Anggota NATO
"Saya dari Irkutsk Oblast (sebuah wilayah di Siberia), saya memiliki dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Saya yang tertua," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.