Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Ruangan-ruangan Terkunci di Taj Mahal, Ada Rahasia Apa di Dalamnya?

Kompas.com - 18/05/2022, 22:31 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

"Itu pasti ruangan sejuk yang indah, yang menjadi tempat rekreasi ketika kaisar, para selir, dan rombongannya mengunjungi makam. Sekarang, ruangan itu tidak terjangkau cahaya alami," ujar Koch, yang merupakan profesor Seni Asia di Universitas Wina, Austria.

Kenapa dikunci?

Galeri bawah tanah seperti itu kerap ditemukan pada arsitektur Mughal. Di sebuah benteng Mughal di kota Lahore, Pakistan, ada juga serangkaian ruangan berkubah yang terletak di tepi sungai.

Sultan Mughal Shah Jahan kerap menyambangi Taj Mahal dengan menggunakan perahu melalui Sungai Yamuna. Dia akan berlabuh di tangga lebar, atau yang dikenal di India sebagai ghats, kemudian memasuki monumen itu.

"Saya ingat ada koridor yang dicat indah ketika saya mengunjungi tempat itu. Saya ingat koridor itu menuju ke ruangan yang lebih besar. Jelas itu adalah lorong sultan," kata Amita Baig, seorang konservator India yang mengunjungi tempat itu sekitar 20 tahun lalu.

Baca juga: Terinspirasi Legenda Cinta Abadi, Pria India Bangun Taj Mahal Mini untuk Kekasihnya

Rana Safvi, sejarawan yang berbasis di Delhi tapi dibesarkan di Agra, ingat bahwa ruang bawah tanah di Taj Mahal terbuka untuk pengunjung sampai banjir pada 1978 menerjang.

"Air memasuki monumen, beberapa ruang bawah tanah menjadi berlumpur dan ada beberapa retakan. Setelahnya, pihak berwenang menutup ruangan-ruangan itu untuk publik. Tidak ada apa-apa di dalamnya," kata dia.

Ruangan-ruangan itu dibuka dari waktu ke waktu untuk direstorasi.

Mitos dan legenda Taj Mahal

Taj memiliki mitos dan legenda tersendiri. Di antaranya, soal rencana Shah Jahan untuk membangun "Taj hitam" di seberang monumen ini; serta Taj Mahal dibangun oleh seorang arsitek Eropa.

Beberapa cendekiawan Barat mengatakan monumen itu tidak mungkin dibangun untuk seorang perempuan, mengingat posisi perempuan yang lebih rendah dalam tatanan masyarakat Muslim.

Akan tetapi, anggapan itu mengesampingkan makam-makam lain untuk perempuan di dunia Islam.

Di dalam monumen, pemandu yang antusias kerap bercerita kepada pengunjung tentang bagaimana Shah Jahan membunuh arsitek dan para pekerja setelah pembangunan selesai.

Taj Mahal memiliki mitos dan legendanya tersendiri.

AFP via BBC INDONESIA Taj Mahal memiliki mitos dan legendanya tersendiri.

Baca juga: Polusi Udara India Makin Parah, Taj Mahal Diselimuti Kabut Asap Berbahaya

Di India, ada juga mitos yang terus-menerus dipercaya, bahwa Taj Mahal awalnya adalah kuil Hindu, yang didedikasikan untuk Siwa.

Setelah Suraj Mal, seorang raja Hindu, menaklukkan Agra pada 1761, seorang pemuka agama khusus istana disebut-sebut memberikan saran untuk mengubah Taj Mahal menjadi sebuah kuil.

PN Oak, yang mendirikan sebuah lembaga untuk menulis ulang sejarah India pada 1964, mengatakan dalam sebuah buku bahwa Taj Mahal memang sebuah kuil Siwa.

Pada 2017, Sangeet Som, seorang pemimpin BJP, menyebut Taj Mahal "menodai" budaya India karena telah "dibangun oleh pengkhianat".

Pekan ini, Diya Kumari, seorang anggota parlemen BJP, mengatakan Shah Jahan telah "merebut tanah" yang dimiliki oleh keluarga kerajaan Hindu dan membangun monumen tersebut.

Teori-teori ini, kata Safvi, digencarkan kembali oleh kaum sayap kanan dalam dekade terakhir ini.

"Kelompok sayap kanan (India) dijejali berita palsu, sejarah palsu, dan rasa kehilangan dan penderitaan Hindu," katanya.

Atau seperti yang dicatat Koch, "Tampaknya ada lebih banyak fiksi tentang Taj daripada penelitian ilmiah yang serius."

Baca juga: Asteroid Seukuran Taj Mahal Melintas Dekat Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com