Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2022, 16:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Euronews

KOLOMBO, KOMPAS.com - Sri Lanka tetap berada di bawah jam malam nasional setelah protes anti-pemerintah meletus di seluruh negeri pada Maret lalu.

Masalahnya, negara kepulauan ini merupakan tujuan populer di kalangan backpacker dan wisatawan.

Lalu, bagaimana nasib para pelancong di tengah kondisi keamanan di sana?

Baca juga: Sri Lanka Kehabisan Bensin dan Tidak Bisa Impor karena Tak Punya Dollar

Dilansir Euronews, Inggris menyarankan agar warganya tak bepergian ke negara Asia Selatan itu, kecuali perjalanan penting.

Langkah ini sejalan dengan Irlandia, Australia, dan Selandia Baru.

Sebagai hasil dari pembaruan Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran pada Jumat (13/5/2022), operator wisata TUI telah membatalkan semua hari libur ke Sri Lanka hingga setidaknya akhir bulan.

Operator menambahkan bahwa hal ini tidak berlaku untuk pelanggan yang transit melalui bandara internasional Sri Lanka dan pelanggan yang saat ini berada di resor.

Mereka dapat terus menikmati liburan mereka sesuai rencana.

Baca juga: Krisis Sri Lanka: Perdana Menteri Baru Pilihan Presiden Rajapaksa Diboikot

Selama beberapa bulan terakhir, krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya telah menyebabkan kekurangan barang-barang penting seperti obat-obatan dan gas untuk memasak, serta pemadaman listrik yang meluas.

Demonstrasi massal menentang pemerintah pecah. Pengunjuk rasa bentrok dengan pendukung pemerintah dan polisi bersenjata.

Lebih dari 200 orang terluka dan sedikitnya delapan orang tewas dalam kerusuhan.

Perdana Menteri sementara baru, Ranil Wickremesinghe, diangkat pada Kamis (12/5/2022) setelah Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri pada 9 Mei.

Namun pengunjuk rasa juga menyerukan saudaranya, Presiden Gotabaya Rajapaksa, untuk mundur. Ribuan orang berdemonstrasi di luar kantornya di ibu kota, Kolombo.

Para pengunjuk rasa juga telah membakar puluhan rumah dan mobil milik politisi senior.

Pasukan Sri Lanka, membakar kendaraan di jalan-jalan ibu kota setelah kekerasan mematikan.

Baca juga: Ada Apa dengan Sri Lanka: Kenapa Bangkrut dan Penyebab Gagal Bayar Utang

Halaman:
Sumber Euronews
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

10.000 Migran Serbu Perbatasan AS-Meksiko Setiap Harinya

10.000 Migran Serbu Perbatasan AS-Meksiko Setiap Harinya

Global
Donald Trump Hadiri Sidang Kasus Penipuan Sipil di New York, Sebut Itu Bermotif Politik

Donald Trump Hadiri Sidang Kasus Penipuan Sipil di New York, Sebut Itu Bermotif Politik

Global
[POPULER GLOBAL] AS Hindari “Government Shutdown” | Eni Temukan Gas Besar di Kaltim

[POPULER GLOBAL] AS Hindari “Government Shutdown” | Eni Temukan Gas Besar di Kaltim

Global
Kosovo Tuding Serbia Berencana Caplok Wilayah Utaranya

Kosovo Tuding Serbia Berencana Caplok Wilayah Utaranya

Global
Media Asing: Indonesia Bantah Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan Sampai ke Malaysia

Media Asing: Indonesia Bantah Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan Sampai ke Malaysia

Global
Berjalan di Eskalator Sekarang Dilarang di Nagoya Jepang

Berjalan di Eskalator Sekarang Dilarang di Nagoya Jepang

Global
Perusahaan Energi Italia Umumkan Temuan Cadangan Gas Besar di Kalimantan Timur

Perusahaan Energi Italia Umumkan Temuan Cadangan Gas Besar di Kalimantan Timur

Global
Katalin Kariko dan Drew Weissman Raih Nobel Kedokteran 2023

Katalin Kariko dan Drew Weissman Raih Nobel Kedokteran 2023

Global
Kematian akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 1.006 Orang, Jadi Wabah Terburuk

Kematian akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 1.006 Orang, Jadi Wabah Terburuk

Global
Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Global
Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Global
Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Global
Hindari 'Government Shutdown', Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Hindari "Government Shutdown", Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Global
Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Global
Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com