Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pasukan Ukraina yang Menyerah dari Mariupol Tidak Jelas, Bisa Jadi Tawanan Rusia?

Kompas.com - 18/05/2022, 14:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

“Penjahat Nazi tidak boleh ditukar,” kata Vyacheslav Volodin, salah satu pejabat paling kuat Rusia lainnya yang juga ketua State Duma, dalam pidatonya pada Selasa (18/5/2022).

“Negara kami memperlakukan mereka yang menyerah atau ditangkap secara manusiawi. Tetapi sehubungan dengan Nazi, posisi kita harus tidak berubah: ini adalah penjahat perang dan kita harus melakukan segalanya agar mereka diadili.”

Volodin tidak secara langsung membahas penyerahan pasukan di Azovstal dalam pernyataannya. Tetapi konteksnya menjadi jelas ketika kementerian pertahanan Rusia merilis video evakuasi para pejuang Ukraina pada Selasa (17/5/2022), mengatakan beberapa dari mereka adalah anggota batalyon Azov.

Kementerian Kehakiman Rusia mengajukan banding ke mahkamah agung untuk menyatakan resimen Azov sebagai organisasi teroris pada Selasa (17/5/2022), mungkin akan menjadi rintangan lain untuk pertukaran potensial mereka.

Pada hari yang sama komite investigasi Rusia mengatakan akan menginterogasi para pejuang yang ditangkap. Mereka dapat dituntut dengan kejahatan terhadap warga sipil di wilayah Donbas di Ukraina timur.

Baca juga: Kejatuhan Mariupol ke Tangan Rusia akan Terasa Menghancurkan

Sandra Krotevych, saudara perempuan kepala staf Azov, Bohdan Krotevych, mengatakan bahwa dia telah melakukan kontak dengan saudara laki-lakinya pada pukul 5 pagi pada Selasa (17/5/2022), dan dia masih berada di wilayah Azovstal, tetapi sejak itu dia tidak mendengar kabar darinya.

Dalam beberapa minggu terakhir, katanya, ketika persediaan yang ditimbun di pabrik baja mulai berkurang dan serangan Rusia di pabrik terus berlanjut, para tentara hanya makan sekali sehari dan minum air dari pipa dan sumber tidak bersih lainnya.

Sandra Krotevych mengatakan para pejuang telah lama menyadari Mariupol tidak lagi memiliki kepentingan strategis bagi tentara Ukraina, dan berharap dapat menguburkan orang mati dan mengevakuasi mereka yang terluka.

Mereka telah bertahan untuk kesepakatan yang akan memungkinkan mereka pergi ke Wilayah yang dikuasai Ukraina atau negara ketiga.

“Secara halus, saya sedikit terkejut. Saya tidak senang tentang itu (evakuasi ke Rusia) dan saya ingin mendengar jaminan keamanan sebelum ini terjadi,” katanya dalam sebuah wawancara telepon.

“Hidup mereka ada di tangan para pemimpin internasional. Jika mereka dapat menemukan cara untuk menyelamatkan mereka, maka semua warga Ukraina akan sangat berterima kasih. Mereka adalah pahlawan bagi seluruh Ukraina,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com