Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap Motif Pelaku Penembakan Massal di Gereja AS: Punya “Kebencian Terhadap Taiwan”

Kompas.com - 17/05/2022, 20:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Pelaku Penembakan Massal di Gereja Amerika Serikat (AS), yang menewaskan satu orang dan melukai lima lainnya, dimotivasi oleh kebencian terhadap Taiwan dan penduduknya menurut penyelidik AS.

David Chou menutup pintu dengan menggunakan rantai dan lem super, saat lusinan umat paroki menikmati perjamuan pasca kebaktian di gereja di Laguna Woods, dekat Los Angeles AS.

Baca juga: Penembakan Massal di Gereja California AS, Pelaku Tembak Jemaat Lansia, Insiden Kedua Minggu Ini

Pria berusia 68 tahun berkewarganegaraan Amerika itu, juga menyembunyikan tas berisi bom Molotov dan amunisi cadangan di sekitar gedung, sebelum melepaskan tembakan dengan dua pistol, yang menurut penyelidik adalah upaya "metodis" untuk menyebabkan pembantaian.

"Kami tahu bahwa dia merumuskan strategi yang ingin dia terapkan," kata Sheriff Orange County, Don Barnes dilansir dari AFP pada Selasa (15/5/2022).

“Sudah dipikirkan dengan sangat matang dari bagaimana dia mempersiapkan (aksi teror), baik itu berada di sana, mengamankan lokasi, menempatkan barang-barang di dalam ruangan untuk menyebabkan korban tambahan jika ada kesempatan,” tambahnya.

Chou, yang bekerja sebagai penjaga keamanan di Las Vegas, melancarkan serangan karena "kebencian bermotivasi politik... (dan) kesal dengan ketegangan politik antara China dan Taiwan."

Barnes mengatakan Chou "adalah warga negara AS yang berimigrasi dari China."

Seorang petugas Departemen Sheriff Orange County menjaga halaman di Gereja Presbyterian Jenewa di Laguna Woods, California, Minggu, 15 Mei 2022, setelah penembakan yang fatal. AP PHOTO/DAMIAN DOVARGANES Seorang petugas Departemen Sheriff Orange County menjaga halaman di Gereja Presbyterian Jenewa di Laguna Woods, California, Minggu, 15 Mei 2022, setelah penembakan yang fatal.

Baca juga: Penembakan Massal di Buffalo AS, 10 Orang Tewas, Diduga Bermotif Rasial

Seorang pejabat di kantor perdagangan Taiwan di Los Angeles mengatakan kepada AFP bahwa dia lahir di pulau itu pada 1953.

Taiwan telah diperintah secara independen sejak berakhirnya perang saudara pada 1949. Taiwan memiliki pemerintahan sendiri yang dipilih secara demokratis dan militer yang kuat.

Sementara China yang otoriter mengklaim pulau itu sebagai miliknya, bersikeras bahwa itu adalah provinsi pemberontak yang suatu hari akan disatukan kembali.

Presiden Taiwan menawarkan "belasungkawa yang tulus" kepada keluarga para korban.

"Kekerasan tidak pernah menjadi jawaban," kata Tsai Ing-wen dalam sebuah pernyataan.

Rincian insiden penembakan massal di gereja AS muncul pada Senin (16/5/2022) mengungkap aksi kepahlawanan seorang umat paroki yang menyerang Chou saat dia mulai menembak.

Baca juga: Pelaku Penembakan Bermotif Rasialis yang Tewaskan 10 Orang Rupanya Pernah Buat Acaman di Sekolahnya

John Cheng, seorang dokter dan pendeta di gereja itu, menyerang pelaku dengan kursi dalam upaya untuk menjatuhkannya ke tanah, dan membiarkan orang lain mengikatnya sampai polisi tiba.

"Tanpa tindakan Dr Cheng tidak diragukan lagi akan ada banyak korban tambahan dalam kejahatan ini," kata Barnes.

"Sayangnya, setelah Dr Cheng menangani tersangka, dia terkena tembakan dan dia dinyatakan meninggal di tempat kejadian."

Lima orang lainnya yang terluka dalam serangan itu dibawa ke rumah sakit. Mereka berusia antara 66 hingga 92 tahun.

Sersan Sheriff Orange County. Scott Steinle menampilkan foto Dr. John Cheng, seorang korban berusia 52 tahun yang tewas dalam penembakan hari Minggu di Gereja Presbiterian Jenewa, saat konferensi pers di Santa Ana, California, Senin, 16 Mei 2022.AP PHOTO/JAE C HONG Sersan Sheriff Orange County. Scott Steinle menampilkan foto Dr. John Cheng, seorang korban berusia 52 tahun yang tewas dalam penembakan hari Minggu di Gereja Presbiterian Jenewa, saat konferensi pers di Santa Ana, California, Senin, 16 Mei 2022.

Gelombang kekerasan domestik di AS

Penembakan Minggu (16/5/2022) terjadi hanya 24 jam setelah seorang pria bersenjata menewaskan 10 orang di negara bagian New York, dalam apa yang sedang diselidiki sebagai serangan rasial.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri China mengeluarkan tanggapan singkat atas penembakan di California, tanpa menyatakan apakah dia tahu asal usul tersangka.

Baca juga: Penembakan Massal di Illinois AS Lukai 12 Orang, Pelaku Tertabrak Kereta

"Diharapkan pemerintah AS akan mengambil langkah-langkah praktis dan efektif untuk mengatasi masalah kekerasan senjata yang berkembang di negara itu," kata Wang Wenbin.

Kekerasan senjata sangat umum terjadi di AS, di mana senjata mematikan tersedia dan lobi senjata yang kuat di parlemen bekerja untuk mencegah kontrol atas penjualan dan distribusinya.

Lebih dari 45.000 orang Amerika meninggal karena senjata – setengahnya karena bunuh diri – pada 2021. Jumlah itu naik dari 39.000 lebih pada 2019, menurut situs web Arsip Kekerasan Senjata.

Sekitar 7.000 orang meninggal karena penembakan pembunuhan atau tembakan yang tidak disengaja di AS tahun ini saja, dengan penembakan di tempat umum terjadi hampir setiap hari.

Ada 202 penembakan massal, yang didefinisikan sebagai insiden di mana empat orang atau lebih terluka atau terbunuh, sepanjang tahun ini, menurut arsip.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Global
Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Global
Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Global
Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Global
Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Global
Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Global
Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Global
Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Global
[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

Global
Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Global
Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Global
Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Global
Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com