CHICAGO, KOMPAS.com - Raksasa fast food AS McDonald's menutup pintunya di Rusia. Hal ini makin menunjukkan isolasi Rusia atas serangannya di Ukraina kian meningkat.
McDonald's pada Senin (16/5/2022) mengonfirmasi bahwa mereka menjual 850 restorannya di Rusia.
Dilansir The Hill, mereka mengatakan akan mencari pembeli yang akan mempekerjakan 62.000 pekerjanya di Rusia, dan akan terus membayar pekerja tersebut sampai kesepakatan ditutup.
"Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa menyediakan akses ke makanan dan terus mempekerjakan puluhan ribu warga biasa, tentu saja merupakan hal yang benar untuk dilakukan," kata Presiden dan CEO McDonald's Chris Kempczinski dalam sebuah surat kepada karyawan.
“Tetapi tidak mungkin untuk mengabaikan krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang di Ukraina,” tambahnya.
McDonald's mengatakan ini adalah pertama kalinya perusahaan keluar dari pasar utama.
Perusahaan berencana untuk mulai menghapus lengkungan emas dan simbol serta tanda lainnya dengan nama perusahaan.
Baca juga: Pertarungan Mata-mata antara Barat dan Rusia Memanas di Tengah Perang Ukraina
McDonald's juga akan mempertahankan merek dagangnya di Rusia dan mengambil langkah untuk menegakkannya jika perlu.
McDonald's mengatakan pada awal Maret bahwa mereka menutup sementara tokonya di Rusia tetapi akan terus membayar karyawannya.
Itu adalah keputusan yang mahal. Akhir bulan lalu, perusahaan mengatakan kehilangan 55 juta dollar AS setiap bulan karena penutupan restoran.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.