Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Artis Rusia Berusia 76 Tahun yang Suarakan Protes Anti-Perang

Kompas.com - 15/05/2022, 15:40 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

 KOMPAS.com - Yelena Osipova nyaris tidak tidur menjelang perayaan Hari Kemenangan Rusia yang penuh kemegahan pada 9 Mei.

Artis berusia 76 tahun itu bangun kesiangan, membuat plakat untuk memprotes konflik di Ukraina.

Tetapi saat dia keluar dari rumahnya di Saint Petersburg dalam perjalanannya untuk berdemonstrasi, dua pria tak dikenal merebut plakat itu darinya dan kabur.

Baca juga: Kerabat Pasukan Ukraina Minta Xi Jinping Bebaskan Pengepungan Azovstal

"Itu mengecewakan. Saya bekerja setengah malam dan sangat menyukai plakat-plakat itu," kata pelukis berambut putih itu kepada AFP.

"Jelas bahwa itu adalah serangan yang terorganisir."

Tak kenal lelah seperti biasa, dalam waktu satu jam, wanita mungil dan bungkuk, yang bergerak dengan susah payah, sudah memiliki poster baru dan akan keluar lagi untuk memprotes.

Osipova terkenal di kota kelahirannya.

Dia telah disebut "hati nurani Saint Petersburg," kota kedua Rusia, setelah dua dekade dia habiskan secara terbuka menentang pemerintahan Presiden Vladimir Putin.

Sejak pasukan Kremlin masuk ke Ukraina, dia juga menjadi semacam simbol Rusia yang berdiri melawan konflik.

Rekaman penahanannya yang sering dilakukan oleh polisi anti huru hara telah beredar luas di media sosial.

"Hal utama adalah bahwa orang harus mengucapkan kata-kata terlarang hari ini: 'Tidak untuk perang'," kata mantan profesor seni itu.

Tapi di Rusia, itu adalah prospek yang berisiko.

Baca juga: Musisi Ukraina Menang Kontes Lagu di Italia, Zelensky Semringah

Protes telah dipadamkan dengan kejam dan mereka yang mengkritik kampanye tersebut, sebuah "operasi militer khusus" dalam bahasa resmi, berisiko hukuman 15 tahun penjara.

Osipova pertama kali turun ke jalan dua tahun setelah mantan agen KGB Putin mengambil alih kekuasaan pada tahun 2000.

Sejak saat itu dia berdemonstrasi menentang apa yang dia katakan sebagai kejahatan yang dilakukan oleh otoritas Rusia.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com