KOMPAS.com - Kabar terbaru dari Rohana Abdullah, yang ditinggal ibu kandungnya kembali ke Indonesia saat masih bayi menjadi berita internasional terpopuler pekan lalu.
Gadis berusia 22 tahun itu akhirnya mendapatkan kewarganegaraan Malaysia, setelah dia dirawat oleh seorang perempuan Tionghoa bernama Chee Hoi Lan yang kini berusia 83 tahun.
Masih dari Malaysia, kisah seorang bapak yang selalu memesan delapan porsi makanan tetapi hanya menyantapnya sendirian mendapat perhatian luar biasa dari masyarakat di Indonesia.
Pasalnya pria tua itu mengaku makan bersama keluarganya, tetapi dari waktu ke waktu dia selalu datang sendirian.
Berikut kami rangkum berita internasional terpopuler dari kanal Global Kompas.com dalam kabar dunia sepekan edisi Senin (25/4/2022) dan Minggu (1/5/2022).
Rohana Abdullah, gadis berusia 22 tahun yang ditinggal ibu kandungnya kembali ke Indonesia saat masih bayi, akhirnya mendapatkan kewarganegaraan Malaysia.
Selama di Malaysia, Rohana dirawat oleh seorang perempuan Tionghoa bernama Chee Hoi Lan yang kini berusia 83 tahun.
Diberitakan Bernama, Rohana meneteskan air mata kebahagiaan ketika menerima surat pemberian status kewarganegaraan Malaysia dari Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Seri Hamzah Zainudin pada Jumat (29/4/2022).
Baca selengkapnya di sini.
Akun bernama Zayan di Facebook pada Senin (25/4/2022) menceritakan seorang pria tua yang selalu memesan delapan porsi makanan tetapi hanya menyantapnya sendirian.
Pria tua itu mengaku makan bersama keluarganya, tetapi dari waktu ke waktu dia selalu datang sendirian.
Di akun Zayan, penulis yang bernama Zupi Bakhtiar bercerita bahwa dia dan keluarganya sedang berada di sebuah restoran. Mereka melihat seorang pria tua dengan hati-hati dan teliti mengatur posisi piring makanan dan gelas minuman.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Bawa Granat yang Belum Meledak sebagai Oleh-oleh, Keluarga AS Picu Kepanikan di Bandara Israel
Ancaman perang dari Putin datang ketika Rusia mengeklaim pada Rabu (27/4/2022) telah melakukan serangan rudal di Ukraina selatan, yang menghancurkan "sejumlah besar" senjata yang dipasok Barat.
Negara-negara yang membantu Ukraina “yang berpikir untuk ikut campur dalam peristiwa yang sedang berlangsung dari samping dan menciptakan ancaman strategis yang tidak dapat diterima bagi Rusia, mereka harus tahu bahwa tanggapan kami terhadap serangan balik akan secepat kilat”, kata pemimpin Rusia itu sebagaimana dilansir Al Jazeera