Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disapu Krisis dan Gagal Bayar Utang, Sri Lanka Minta Pertolongan China

Kompas.com - 15/04/2022, 12:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

COLOMBO, KOMPAS.com – Duta Besar Sri Lanka untuk China Palitha Kohona yakin bahwa Beijing akan memberikan dukungan senilai 2,5 miliar dollar AS (Rp 21 triliun) untuk negaranya yang dilanda krisis.

Selain itu, Sri Lanka bangkrut dan mengumumkan gagal bayar utang luar negeri senilai 51 miliar dollar AS (Rp 732 triliun).

Dilansir Al Jazeera, Selasa (12/4/2022), Kohona mengatakan bahwa dia telah menerima jaminan dari China pekan lalu bahwa pengaturan untuk pinjaman dan jalur kredit sedang berjalan.

Dari jumlah 2,5 miliar dollar AS tersebut, 1 miliar dollar AS merupakan pinjaman untuk dapat membayar kembali utangnya kepada Beijing yang ada yang jatuh tempo pada Juli.

Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, Maskapai Penerbangan Mereka Justru Berencana Perbanyak Pesawat

Sisanya, 1,5 miliar dollar AS, merupakan jalur kredit untuk membeli barang-barang dari China seperti tekstil yang dibutuhkan untuk mendukung industri ekspor pakaian jadi.

“Bagi kami, itu tidak bisa datang lebih cepat,” kata Kohona. Dia tidak dapat memberikan kerangka waktu yang tepat dan tidak mengungkapkan persyaratan pendanaan.

“Mengingat keadaan saat ini, tidak banyak negara yang bisa melangkah ke lapangan dan melakukan sesuatu,” sambung Kohona.

“China adalah salah satu negara yang dapat melakukan sesuatu dengan sangat cepat,” imbuh Kohona, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Baca juga: Sri Lanka: Letak, Sejarah, Politik, dan Budayanya

Sri Lanka dihantam krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir, memicu lonjakan harga kebutuhan pokok, pemadaman listrik, dan kekurangan obat-obatan.

Kondisi tersebut memicu protes jalanan dan menuntut Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa untuk mundur.

Beijing telah lama berhubungan hangat dengan Sri Lanka tetapi belum memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan ke Colombo.

Rajapaksa baru-baru ini menulis surat kepada Presiden China Xi Jinping secara langsung untuk mencari dukungan kredit, kata Kohana.

“Permintaan kami akan dipenuhi, tetapi mereka harus melalui sistem China. Kami sangat yakin bahwa lebih cepat, kedua fasilitas ini akan tersedia bagi kami,” lanjut Kohana.

Baca juga: Memahami Alasan Serius di Balik Bangkrutnya Sri Lanka

Pada Rabu (13/4/2022), Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry bertemu dengan Duta Besar China untuk Sri Lanka Qi Zhenhong untuk membahas situasi ekonomi negara.

Kedutaan China di Colombo mengetwit, Qi mengatakan bahwa Beijing akan selalu mendukung Sri Lanka di masa-masa sulit.

SCMP melaporkan, meski Sri Lanka telah meminta bantuan dari China, sejauh ini Beijing belum mengindikasikan akan memberikan bantuan keuangan.

Ganeshan Wignaraja, seorang akademisi di National University of Singapore, mengatakan bahwa Beijing kemungkinan akan enggan untuk turun tangan.

“China tidak ingin kehilangan uang. Jika China memberi Sri Lanka bailout khusus, negara-negara lain di Belt and Road Initiative yang berada dalam kesulitan yang sama akan meminta jenis bantuan yang sama,” tutur Wignaraja.

Baca juga: China Disebut jadi Pemicu Krisis Ekonomi Sri Lanka, Benarkah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Global
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com