Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

POPULER GLOBAL: Awal Kasus Penarikan Kinder Joy | Serangan dan Pengepungan Mariupol

Kompas.com - 13/04/2022, 06:16 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Awal kasus penarikan Kinder Joy di pasaran menjadi sorotan pembaca kanal Global Kompas.com setelah BPOM mengikuti sejumlah negara lain.

Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM hentikan peredaran Kinder Joy pada Senin (11/4/2022) untuk sementara waktu. Sejauh ini setidaknya 10 negara telah menarik jajanan telur cokelat Kinder Joy akibat kekhawatiran atas bakteri salmonella.

Selain itu, masih dari perang Ukraina, Pasukan Rusia dilaporkan mengepung dan memblokir Mariupol sebagai langkah untuk merebut kota itu.

Berikut rangkungam berita internasional terpopuler lainnya dari kanal Global Kompas.com dalam populer global edisi Selasa (12/4/2022) hingga Rabu (13/4/2022).

Baca juga: POPULER GLOBAL: Rusia Hancurkan Sistem Rudal S-300 Ukraina | Tukang Ojek Kembalikan Uang Rp 527 Juta

1. Kenapa Kinder Joy Ditarik BPOM, Begini Awal Kasusnya dari Inggris

Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM hentikan peredaran Kinder Joy pada Senin (11/4/2022) untuk sementara waktu, menyusul kebijakan sejumlah negara lain.

Sebelum Indonesia, produk telur cokelat Kinder sudah ditarik dari peredaran di sepuluh negara karena kekhawatiran terkontaminasi bakteri salmonella. Kesepuluh negara itu adalah Belgia, Inggris, Irlandia, Perancis, Jerman, Belanda, Swedia, Amerika Serikat (AS), Spanyol, dan Singapura.

Salmonella adalah jenis bakteri yang dapat menyebabkan gejala-gejala seperti diare, demam, dan kram perut pada manusia, serta merupakan salah satu infeksi bawaan makanan yang paling umum. Sebagian besar kasus disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi kotoran hewan atau manusia.

Lalu bagaimana awal mula penarikan telur cokelat Kinder Surprise terjadi? Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Telur Cokelat Kinder Ditarik di Berbagai Negara | Pembantaian di Bucha Ukraina

2. Ukraina Terkini: Situasi Genting di Mariupol, Pasukan Ukraina Dikepung dan Diblokir

Pasukan Ukraina "dikepung dan diblokir" di Mariupol oleh pasukan Rusia yang berusaha merebut kota itu.

Hal ini dikonfirmasi Myhaylo Podolyak, pejabat dari kantor Presiden Volodymyr Zelensky, dalam cuitannya, dilansir AFP.

Meski begitu, tentara Ukraina bersikeras bahwa usaha mempertahankan Mariupol terus berlanjut.

Zelensky, sejauh ini yakin bahwa puluhan ribu orang di kota itu telah tewas. Di sisi lain, Inggris sedang mencoba untuk memverifikasi laporan bahwa Rusia telah menggunakan senjata kimia di Mariupol.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Kisah Keluarga Rusia Tampung Pengungsi Ukraina: Kenapa Harus Jadi Musuh?

3. Rangkuman Hari Ke-47 Serangan Rusia ke Ukraina: Prospek Perdamaian Suram, AS-Eropa Bergerak Kirim Lebih Banyak Senjata, Pertempuran Diyakini Akan Makin Berdarah

Serangan Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-47, dan negara-negara Uni Eropa mendesak agar lebih banyak senjata dikirim ke Ukraina sesegera mungkin.

Wali Kota Vadym Boychenko mengatakan kepada AP melalui telepon bahwa mayat "berkarpet di jalan-jalan kota kami" dan jumlah korban tewas bisa lebih dari 20.000. Pekan lalu, dia mengutip perkiraan awal bahwa 5.000 orang telah meninggal.

Apa saja yang terjadi pada hari ke-47 serangan Rusia ke Ukraina baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Rusia Mengaku Operasi Militer di Ukraina untuk Akhiri Tatanan Dunia yang Didominisasi AS

4. Arab Saudi Tetapkan 85 Persen Kuota Haji Tahun Ini untuk Jemaah dari Luar Negeri

Arab Saudi menetapkan 85 persen kuota haji pada tahun ini untuk jemaah asing atau dari luar negeri.

Arab Saudi sebelumnya telah mengumumkan akan membuka pintu untuk 1 juta Jemaah haji pada tahun ini.

Ini berarti 850.000 jemaah dari luar negeri akan diizinkan menunaikan ibadah haji pada 2022. Sedangkan sisanya diperuntukan bagi Jemaah haji domesti. Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Saudi Akhirnya Izinkan 1 Juta Jemaah Haji Tahun Ini, Usia Dibatasi, Prokes Diperketat

5. Mengakhiri Perang Rusia Vs Ukraina

Rusia ternyata tidak berhasil membuat Ukraina menyerah setelah enam minggu menginvasi Ukraina.

Kecenderungannya, tentara Ukraina yang didukung sukarelawan sipil semakin kuat menahan serbuan tentara Rusia.

Ini menyebabkan Rusia mengubah sasaran pertempuran dari Kiev, Ibu Kota Ukraina, ke Dombas, daerah Ukraina bagian timur yang ingin mendirikan negara sendiri.

Penduduk daerah ini berbahasa Rusia. Jika Dombas berhasil dikuasai, barulah Rusia fokus kembali menyerbu Kiev. Bagaimana prospek akhir dari perang Rusia di Ukraina? Baca selengkapnya di sini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com