Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Perang Rusia-Ukraina dari Kaca Mata Media China

Kompas.com - 06/04/2022, 15:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

HONG KONG, KOMPAS.com - China mungkin menggambarkan dirinya sebagai pihak yang netral dalam perang di Ukraina, tetapi pesan yang dikomunikasikan kepada audiensnya di dalam negeri menceritakan kisah yang berbeda.

Kantor berita negara Xinhua menyebut perang itu "operasi militer khusus" dan "krisis Rusia-Ukraina", tetapi tidak pernah menyebutnya sebagai invasi.

Baca juga: Kosovo dan Bosnia Serukan Niat Masuk NATO Khawatir Perang di Ukraina Tak Kunjung Usai dan Menyebar

CCTV, media negara, menyebutkan korban sipil untuk pertama kalinya hanya tiga minggu setelah Rusia menyerbu.

Beijing tidak mengutuk invasi Rusia ke negara berdaulat tetangganya, namun berbicara tentang "masalah keamanan yang sah" yang perlu didiskusikan oleh "semua pihak".

Penemuan korban sipil di Bucha yang mendapat sorotan di seluruh dunia, hanya diliput singkat oleh media pemerintah China. Meski demikian baru-baru ini ada perubahan narasi, yang secara halus mengakui jatuhnya korban manusia.

Al Jazeera dalam laporannya mewartakan bahwa sejak dimulainya konflik lebih dari sebulan yang lalu, satu tema tetap konsisten: Amerika Serikat (AS) adalah penjahatnya.

Baca juga: Ukraina Terkini: China Lakukan Pembicaraan dengan Ukraina, Bantu Akhiri Konflik

Kedekatan China-Rusia

Hubungan China dengan Rusia berada di bawah pengawasan yang lebih ketat sejak kedua negara mendeklarasikan kemitraan “tanpa batas” pada awal Februari.

“Kita harus memahami informasi sebagai bagian dari itu,” kata David Bandurski, co-direktur Proyek Media China kepada Al Jazeera dilansir pada Rabu (6/4/2022).

Dia mencatat ada sejarah panjang kerja sama antara outlet pemerintah China dan lembaga Rusia seperti Sputnik dan Russia Today.

Ketika konflik berlanjut, media pemerintah China telah meminjamkan platform mereka untuk memperkuat propaganda Rusia.

Outlet negara mengutip pejabat Kremlin dan media pemerintah Rusia sebagai sumber berita mereka, dan menerima arahan negara reguler yang memandu laporan mereka, menurut China Digital Times, situs web berita dwibahasa yang berbasis di AS.

Baca juga: Lewat Pesan Video, PM Inggris Desak Rakyat Rusia Tolak Perang di Ukraina

AS digambarkan sebagai penghasut

Demikian pula, beberapa jurnalis China yang melaporkan dari lapangan cenderung arah berita favorit Rusia.

Misalnya laporan dari salah satu dari sedikit jurnalis asing yang bergabung dengan tentara Rusia, Lu Yuguang. Koresponden Moskwa dari penyiar Phoenix News yang berafiliasi dengan negara itu dapat dengan leluasa mewawancarai tentara Rusia dan pemimpin separatis Denis Pushilin.

Tema menyeluruh lainnya dari liputan media pemerintah China adalah penggambaran AS sebagai penghasut konflik, yang merupakan bagian dari narasi yang lebih luas yang dijajakan oleh diplomat China dan mesin propaganda pemerintah, menurut para analis.

“Ini adalah salah satu frame paling konsisten yang pernah kami lihat. Dan kepemimpinan pusat China benar-benar menunjukkan bahwa mereka berdedikasi untuk kampanye disinformasi,” kata Bandurski.

Halaman:
Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com