KOLOMBO, KOMPAS.com - Parlemen Sri Lanka akan bersidang dalam sesi pertama pada Selasa (5/4/2022).
Dilansir AFP, sidang pertama ini digelar pasca-diberlakukannya keadaan darurat menyusul meningkatnya protes dan tuntutan agar Presiden Sri Lanka mundur karena krisis ekonomi yang memburuk.
Kekurangan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya yang parah, bersama dengan rekor inflasi dan pemadaman listrik, telah menimbulkan kesengsaraan yang meluas di seluruh negara pulau itu.
Baca juga: 26 Menteri Sri Lanka Mengundurkan Diri Usai Dihantam Krisis Ekonomi
Sri Lanka mengalami kejatuhan paling menyakitkan sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1948.
Koalisi penguasa SLPP Presiden Gotabaya Rajapaksa yang pernah berkuasa mengalami serangkaian pembelotan menjelang sidang parlemen.
Hal ini mengganggu kemampuannya untuk meratifikasi keadaan darurat yang diberlakukan pada pekan lalu untuk memadamkan protes publik yang berkembang.
Keadaan darurat akan berakhir pada pekan depan, kecuali pemungutan suara parlemen disahkan.
Baca juga: Semua Menteri Sri Lanka Mengundurkan Diri Setelah Protes Pecah di Seluruh Negeri
Saat parlemen berkumpul kembali, pembicara berkewajiban untuk secara resmi memberi tahu anggota parlemen bahwa keadaan darurat telah diumumkan.
Hal ini meningkatkan prospek tuntutan oposisi agar segera dilakukan pemungutan suara.
Semua partai oposisi dan bahkan beberapa anggota parlemen dari partai Rajapaksa sendiri telah mengumumkan niat mereka untuk memilih menentang perpanjangan peraturan keadaan darurat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.