Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tanggapi Kemungkinan Pertemuan Putin dan Zelensky untuk Akhiri Perang

Kompas.com - 01/04/2022, 12:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia mengeluarkan pernyataan yang ditujukan untuk menanggapi soal kemungkinan dilakukannya pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pembicaraan antara Presiden Rusia dan Ukraina hanya mungkin dilakukan setelah kesepakatan diselesaikan.

Dia menyatakan bahwa saat ini tidak ada acuan waktu yang pasti untuk kemungkinan dilakukan pertemuan antara Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky.

Baca juga: 6 Keinginan Putin dari Ukraina untuk Mengakhiri Perang

Bahkan sebelum itu bisa terjadi, Peskov berkata, semua perjanjian antara kedua negara harus diselesaikan lebih dulu.

“Tidak ada yang berubah dalam hal ini. Kami telah menyatakan sebelumnya bahwa pertemuan di tingkat tertinggi harus didahului dengan finalisasi pekerjaan pada kesepakatan, pengesahan, dan inisial teks-teks ini oleh pejabat tinggi,” kata Peskov kepada wartawan.

“Saya tidak akan menentukan kerangka waktu yang jelas,” tambah dia, dilansir dari Russia Today (RT), Kamis (31/3/2022).

Pembicaraan antara delegasi Moskwa dan Kyiv diketahui masih berlangsung di tengah konflik militer di Ukraina.

Awal pekan ini, Turki, yang menolak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas operasi militernya di Ukraina, menjadi tuan rumah negosiasi antara delegasi Moskwa dan Kyiv.

Setelah pembicaraan, negosiator Rusia Vladimir Medinsky mengumumkan bahwa Ukraina telah mengajukan proposal tertulis mengenai kemungkinan kesepakatan antara kedua negara, yang mencakup komitmen untuk melepaskan keanggotaan NATO dan senjata nuklir.

Baca juga: Rusia Sebut Ukraina secara Tertulis Bersedia Penuhi 5 Tuntutan Inti Moskwa

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menganggap hasil negosiasi sebagai kemajuan yang signifikan.

Pasalnya, menurut dia, pihak Ukraina mengonfirmasi kebutuhan untuk memastikan status non-nuklir, non-blok Ukraina, dan keamanannya di luar kerangka kerja NATO, serta pemahaman rekan-rekan Ukraina bahwa masalah Crimea dan Donbass telah diselesaikan secara permanen.

Crimea adalah wilayah di Ukraina yang telah dicaplok oleh Rusia pada tahun 2014. Namun, Kyiv mengeklaim pemungutan suara itu tidak sah dan mengacu pada Crimea sebagai wilayah Ukraina yang diduduki sementara.

Mengenai republik Donbass, Moskwa mengakui wilayah itu sebagai negara merdeka pada bulan Februari.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko, tidak setuju dengan interpretasi Lavrov tentang hasil negosiasi yang telah berjalan.

Dia menilai bahwa Menteri Luar Negeri Rusia itu menunjukkan kesalahpahaman dari proses negosiasi dan menegaskan bahwa masalah Crimea dan Donbass akan diselesaikan secara permanen setelah Ukraina memulihkan kedaulatannya atas Rusia.

Baca juga: Zelensky Bersedia Ukraina Jadi Netral dan Berkompromi atas Status Wilayah Donbass Timur

Rusia diketahui telah menyerang Ukraina selama 37 hari sejak 24 Februari.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Ukraina menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com