ISTANBUL, KOMPAS.com - Rusia berjanji pada Selasa (29/3/2022) untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan kota lain di Ukraina.
Meski begitu, Amerika Serikat memperingatkan ancaman belum berakhir, terutama saat Ukraina mengusulkan untuk mengadopsi status netral sebagai tanda kemajuan dalam negosiasi tatap muka Rusia-Ukraina di Turki.
Dilansir Reuters, pembicaraan berlangsung di sebuah istana Istanbul lebih dari sebulan pasca-serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia II itu.
Negosiasi terjadi setelah ribuan orang tewas dan terluka akibat perang, serta memaksa hampir 4 juta orang melarikan diri ke luar negeri dan memukul ekonomi Rusia dengan sanksi.
Invasi Rusia telah dihentikan di sebagian besar front oleh perlawanan keras dari pasukan Ukraina yang telah merebut kembali wilayah, bahkan ketika warga sipil terjebak di kota-kota yang terkepung.
"Sebuah keputusan dibuat untuk secara radikal, dengan margin besar, mengurangi aktivitas militer di arah Kyiv dan Chernihiv," kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin.
Dia tidak menyebutkan daerah lain dalam area pertempuran sengit, termasuk di sekitar Mariupol di tenggara, Sumy dan Kharkiv di timur serta Kherson dan Mykolaiv di selatan.
Baca juga: Roman Abramovich Dikonfirmasi Berperan dalam Perundingan Rusia-Ukraina, Sejauh Apa Keterlibatannya?
Rusia sendiri telah mulai memindahkan pasukan dalam jumlah yang sangat kecil dari posisi di sekitar Kyiv dalam sebuah langkah yang lebih merupakan reposisi daripada mundur.
"Itu tidak berarti bahwa ancaman terhadap Kyiv sudah berakhir," kata juru bicara John Kirby dalam jumpa pers.
Sementara itu, sebanyak 10 pesawat F-18 AS dan lebih dari 200 tentara dikerahkan ke anggota NATO dan tetangga Rusia, Lithuania.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.