Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perang Rusia-Ukraina, Apakah Berujung Transisi Energi Terbarukan?

Kompas.com - 10/03/2022, 21:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Dampak perang Rusia vs Ukraina turut mencakup di bidang energi, terutama karena Rusia yang terkena sanksi adalah penghasil minyak dan gas dalam jumlah besar.

Transisi ke energi terbarukan pun digaungkan sejumlah negara untuk mengurangi ketergantungan pada produk hidrokarbon Rusia.

Lalu, apakah invasi Rusia ke Ukraina dapat berujung pada pola konsumsi energi terbarukan? Berikut ulasannya dari AFP pada Kamis (10/3/2022).

Baca juga: Dampak Perang Rusia Ukraina bagi Indonesia, Harga Mi Instan dan Bunga Kredit Bisa Naik

1. Konsumsi batu bara

Ilustrasi batu bara ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Ilustrasi batu bara
Ketika Amerika Serikat (AS) memberlakukan embargo pada minyak Rusia, Uni Eropa dan negara-negara lain berusaha melepaskan diri dari hidrokarbon Rusia juga, terutama gas alam.

Namun, batu bara--sumber listrik yang paling berbahaya bagi lingkungan--mungkin menggoda beberapa negara.

Badan Energi Internasional (IEA) menghilangkan batu bara dari rencana 10 poinnya untuk mengurangi ketergantungan Eropa pada gas Rusia karena dampak lingkungan, tetapi mengakui bahwa bahan bakar fosil akan memungkinkan Eropa untuk melangkah lebih jauh dan lebih cepat.

Penilaian tersebut muncul ketika permintaan global untuk bahan bakar fosil kotor mencapai rekor tertinggi pada 2021, karena beberapa negara termasuk raksasa ekonomi China lebih memilihnya daripada gas yang lebih mahal.

Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans mengatakan, tidak ada tabu dalam menggunakan batu bara.

Negara-negara seperti Polandia dapat membakar batu bara lebih lama, menggunakannya untuk transisi ke sumber energi terbarukan tanpa melewati fase pembangkit listrik tenaga gas.

Analis dari bank RBC berujar, langkah itu adalah perubahan total dalam sikap Uni Eropa terhadap batu bara.

Baca juga: Berdampak Besar ke Dunia, Kenapa Indonesia Setop Ekspor Batu Bara?

2. Konsumsi energi terbarukan

Ilustrasi energi hijauShutterstock Ilustrasi energi hijau
Uni Eropa, IEA, dan sejumlah LSM menekankan bahwa pengembangan sumber energi terbarukan dan biogas harus dipercepat.

Investor tampaknya setuju, dan nilai perusahaan di sektor tersebut meningkat baru-baru ini bahkan ketika konflik Ukraina memicu volatilitas pasar yang drastis.

"Situasi di Ukraina menambah kepercayaan lebih lanjut pada argumen untuk mentransisikan sistem energi kita ke sistem berbasis energi yang murah, bersih, dan andal," kata perusahaan manajer aset Schroders.

"Saat harga energi konvensional melonjak lebih tinggi, daya tarik ekonomi relatif dari energi terbarukan terus tumbuh. Hal ini terjadi bahkan setelah memperhitungkan biaya peralatan yang lebih tinggi dari kendala rantai pasokan."

Kapasitas tenaga surya dan angin meningkat pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 2021.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com