KOMPAS.com - Memasuki minggu kedua serangan Rusia ke Ukraina, isu ini masih menjadi berita internasional paling populer di kanal Global Kompas.com.
Paling menjadi sorotan adalah soal kabar Ukraina menyatakan tidak lagi mendesak keanggotaan NATO untuk Ukraina. Masalah ini terbilang sensitif dan menjadi salah satu alasan Rusia menyerang Ukraina yang pro-Barat.
Selain itu ada juga berita mengenai pemimpin Arab Saudi dan UEA yang enggan menanggapi permintaan komunikasi dari Presiden Amerika Serikat (AS), terkait produksi minyak di blok negara-negara penghasil minyak terbesar dunia.
Langkah negara-negara teluk itu terbilang mengejutkan, mengingat harga minyak terus terdongkrak setelah AS kembali menjatuhkan sanksi ke Rusia dengan menghentikan impor minyak dari negara itu.
Berikut rangkuman berita terpopuler selengkapnya dari kanal Global Kompas.com edisi Rabu (9/3/2022) hingga Kamis (10/3/2022).
Baca juga: Apa Itu Neo-Nazi dan Hubungannya dengan Ukraina?
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa dirinya tidak lagi mendesak keanggotaan NATO untuk Ukraina, masalah sensitif yang menjadi salah satu alasan Rusia menyerang Ukraina yang pro-Barat.
Dalam tanggapan lain yang ditujukan untuk "menenangkan" Moskwa, Zelensky mengatakan dia terbuka untuk berkompromi pada status dua wilayah pro-Rusia, Donetsk dan Luhansk yang diakui Presiden Vladimir Putin sebagai wilayah merdeka sebelum melancarkan invasi pada 24 Februari.
"Saya telah tenang mengenai pertanyaan ini sejak lama setelah kami memahami bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina," kata Zelensky dalam sebuah wawancara yang disiarkan ABC News pada Senin (7/3/2022) malam waktu setempat.
"Aliansi (NATO) takut akan hal-hal kontroversial, dan konfrontasi dengan Rusia," tambah dia, dikutip dari AFP, Rabu (9/3/2022).
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: China Akan Beri Bantuan Kemanusiaan Rp11,3 Miliar ke Ukraina
Para pemimpin de-facto Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menolak untuk menjadwalkan komunikasi telepon dengan presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam beberapa pekan terakhir, saat AS dan sekutunya berusaha menahan lonjakan harga energi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Menurut Wall Street Journal, mengutip pejabat Timur Tengah dan AS, baik Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan dari UEA, tidak tersedia untuk Biden saat AS membuat permintaan untuk diskusi.
“Ada beberapa harapan dari panggilan telepon, tetapi itu tidak terjadi,” kata seorang pejabat AS tentang rencana Pangeran Saudi Mohammed dan Biden untuk berbicara.
“Itu adalah bagian dari menyalakan keran (minyak Saudi).”
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: Kiriman Senjata dari Barat ke Ukraina Sudah Mulai Digunakan, Bagaimana Pengaruhnya?