PENGEPUNGAN Kyiv, ibu kota Ukraina saat ini mengingatkan cerita tentang Kiev 1240 dan Bahgdad 1258.
Baik Kiev maupun Baghdad dikepung dan kemudian ditaklukkan, dihancurkan, penduduknya dibantai oleh para penakluk dari Timur, orang-orang Mongol.
Kali ini, Kyiv juga ditaklukkan oleh pasukan dari Timur: Rusia.
Setelah mengepung Kiev mulai 28 November 1240, pada tanggal 6 Desember 1240, pasukan Mongol di bawah pimpinan Batu Khan, memasuki kota Kiev.
Pada hari kesembilan pengepungan, tulis Rashid-ad-Din Hamadani, sebuah catatan versi Mongol, Kiev jatuh.
Batu Khan (1205-1255) adalah cucu Genghis Khan. Cucu Genghis Khan ini dikenal sebagai panglima militer yang hebat.
Ia lah yang memimpin pasukan Mongol menaklukkan wilayah-wilayah dari China hingga Persia.
Penaklukan Kiev ini sangat penting artinya bagi invasi pasukan Mongol. Sebab, setelah menaklukan Kiev, pasukan Mongol terus bergerak ke Barat.
Baca juga: Sebelum Pintu Ditutup
Mereka menaklukkan Polandia, Hongaria, dan sejumlah negara Barat lainnya dalam invasi militer dari 1236-1241 (World History Incyclopedia).
Maka Alexander V Maiov (2016) menulis penaklukan Kiev menjadi salah satu peristiwa penting dalam invasi militer oleh tentara Batu Khan ke Barat.
Tragedi ini ditulis hampir di semua Kronikel Rusia. Jatuhnya Kiev (Ukraina) laksana robohnya benteng Barat, dan hilangnya penghambat gerakan pasukan Mongol ke wilayah Eropa lebih jauh.
Kota Kiev dibakar. Dihancurkan. Korban manusia demikian banyak. Sebelum invasi tentara Mongol, peduduk Kyiv berjumlah sekitar 500.000 orang; setelah invasi tinggal 2.000 orang yang hidup!
Menurut dokumen The Sack of Kiev of 1482 in Contemporary Muscovite Chronicle Writing, pada tanggal 1 September 1482, untuk kedua kalinya Kiev diserang pasukan Mongol. Mereka masuk lewat Krimea.
Gubernur Militer Kiev saat itu, Pan Ivan Khodevich melarikan diri (tetapi dia kemudian ditangkap), banyak orang dikubur hidup-hidup. Kota dijarah secara brutal.
Pada 1 September 1482, untuk kedua kalinya, Kiev diserang pasukan Mongol. Kali ini, mereka masuk lewat Krimea.
II
Lima abad kemudian, setelah Revolusi Bolshevik (1917), pecah perang lagi di Ukraina yang dikenal dengan nama Perang Soviet-Ukraina atau Perang Saudara Ukraina (Encyclopedia Ukraine).
Istilah ini biasa digunakan di Ukraina pasca-Soviet untuk menyebut perang yang terjadi antara 1917-1921, yang sebenarnya terjadi antara Republik Rakyat Ukraina dan Bolshevik (Republik Soviet Ukraina dan Republik Sosialis Federatif Soviet Rusia/Russian Soviet Federative Socialist Republic/RSFSR).
Tradisi sejarah Soviet memandang yang terjadi saat itu sebagai pendudukan Ukraina oleh kekuatan militer Eropa Barat dan Tengah, termasuk militer Republik Polandia.
Dan, kemenangan Bolshevik yang merupakan pembebasan Ukraina dari kekuatan itu.
Baca juga: “The Strongman” dan “The Brave Man”
Sebaliknya, sejarawan Ukraina modern menganggapnya sebagai perang kemerdekaan yang gagal oleh Republik Rakyat Ukraina melawan Bolshevik. Sejarah, memang, cenderung berpihak pada yang menang.
Di masa itulah pecah “Battle of Kiev”. Pada tanggal 29 Januari 1918—maka disebut Pemberontakan Januari—pasukan Bolshevik menyerbu Kiev, merebut, dan mendudukinya.