Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Rusia vs Ukraina, Timur Tengah Kena Dampaknya

Kompas.com - 24/02/2022, 20:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KIEV, KOMPAS.com - Perang Rusia vs Ukraina berdampak hingga negara-negara Timur Tengah yang kaya energi.

Para produsen utama dari minyak dan gas menghadapi dilema ekonomi serta politik mengenai harga yang melambung tinggi juga kekurangan di Eropa.

Ketika harga minyak menembus 100 dollar AS per barel dan risiko gangguan pasokan meningkat, perhatian di Eropa semakin terfokus pada juragan minyak seperti Arab Saudi, dan Qatar salah satu pengekspor gas alam cair (LNG) terbesar.

Baca juga: Rusia Umumkan Perang, Kota-kota Besar Ukraina Langsung Dihantam Ledakan

Qatar dan Arab Saudi "menghadapi kenyataan ketika ekspor utama mereka sangat diminati," kata Karen Young, direktur Program Ekonomi dan Energi di Middle East Institute di Washington kepada AFP, dikutip pada Kamis (24/2/2022).

Namun dia mengatakan, kapasitas untuk meningkatkan produksi minyak dan mengangkut pasokan baru gas alam cair tidak sesederhana itu.

"Kondisi investasi tidak cukup cepat atau siap untuk menjadi superhero dalam jatuhnya minyak dan gas Rusia ke Eropa atau global," tambah Young.

Gas Rusia menyumbang sekitar 40 persen dari pasar Eropa, membuatnya sangat rentan terhadap gangguan pasokan akibat konflik Rusia Ukraina.

Logika serupa berlaku untuk 2,3 juta barel minyak mentah Rusia yang menuju barat setiap hari melalui jaringan pipa.

Ada harapan di Eropa dan Amerika Serikat bahwa Qatar, salah satu pengekspor gas cair terbesar di dunia, untuk sementara dapat mengalihkan ekspor yang ditujukan ke pasar Asia.

Sementara itu, beberapa importir minyak utama telah meminta aliansi OPEC+ dari negara-negara produsen untuk memompa lebih cepat dan menekan negara-negara seperti Arab Saudi agar menggunakan sebagian dari kapasitas cadangan mereka.

Baca juga: Operasi Militer Rusia, Ledakan dan Sirene Serangan Udara Terdengar di Kiev Ibu Kota Ukraina

Berteman dengan kedua pihak

Kendaraan militer Ukraina melaju melewati Alun-alun Kemerdekaan di pusat kota Kiev, ibu kota Ukraina, Kamis (24/2/2022). Sirene serangan udara berbunyi di seantero Kiev ketika kota-kota di sekelilingnya dihantam serangan rudal dan artileri oleh Rusia.AFP/DANIEL LEAL Kendaraan militer Ukraina melaju melewati Alun-alun Kemerdekaan di pusat kota Kiev, ibu kota Ukraina, Kamis (24/2/2022). Sirene serangan udara berbunyi di seantero Kiev ketika kota-kota di sekelilingnya dihantam serangan rudal dan artileri oleh Rusia.
Akan tetapi, kedua negara Teluk yang sangat kaya ini, seperti negara-negara tetangga penghasil energi lainnya, melangkah dengan hati-hati.

Qatar menjelaskan bahwa mereka memiliki sedikit atau tidak ada kapasitas produksi gas alam cair tambahan, dan ada batasan berapa banyak pasokan yang dapat dialihkan dari kontrak yang ada, bahkan memperhitungkan kesediaan dari pihak pembeli awal.

Pada KTT eksportir gas di Doha yang dibayangi oleh memburuknya krisis di Ukraina minggu ini, para pemasok utama di antaranya Rusia mengatakan, mereka tidak dapat menjamin harga atau pasokan.

Arab Saudi juga tidak menunjukkan minat untuk meningkatkan produksi minyak meski mereka adalah pemain kunci bersama Rusia dalam aliansi OPEC+ yang secara ketat mengontrol produksi untuk menopang harga dalam beberapa tahun terakhir.

"OPEC+ sejauh ini telah menunjukkan niatnya untuk tetap pada kesepakatan itu," kata Amena Bakr, wakil kepala biro di Energy Intelligence, mengacu pada kuota produksi saat ini untuk negara-negara anggota.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com