Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Seorang Reporter Liput Konflik Ukraina-Rusia dalam 6 Bahasa Dilihat 18 Juta Kali

Kompas.com - 23/02/2022, 18:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

KIEV, KOMPAS.com - Sebuah video online menjadi viral dari seorang reporter yang meliput ketegangan konflik Rusia-Ukraina menggunakan enam bahasa berbeda telah dilihat lebih dari 18 juta kali.

Philip Crowther, koresponden afiliasi internasional untuk kantor berita Associated Press, berbicara tentang krisis yang sedang berlangsung saat berbasis di Kiev, Ukraina, pada Senin (21/2/2022).

Baca juga: Taiwan Waspadai Aktivitas Militer China di Tengah Krisis Ukraina-Rusia

Crowther memberikan laporannya untuk enam saluran berita yang berbeda, berbicara dengan lugas dalam bahasa Inggris, Luksemburg, Spanyol, Portugis, Prancis, dan Jerman.

Sebuah montase video yang Crowther bagikan tentang dirinya yang mewartakan berita dalam setiap bahasa berturut-turut telah dilihat setidaknya 18,7 juta kali pada Rabu (23/2/2022).

"Liputan enam bahasa dari #Kiev dengan@AP_GMS. Dalam urutan ini: Inggris, Luksemburg, Spanyol, Portugis, Prancis, dan Jerman," tulis Crowther bersama dengan videonya.

Baca juga: Outlet Berita China Tak Sengaja Bocorkan Instruksi Sensor Liputan Konflik Rusia-Ukraina

Dilansir dari The Week, Crowther lahir di Luksemburg dari ayah Inggris dan ibu Jerman". Dia juga merupakan penutur asli bahasa Inggris, Jerman, dan Luksemburg serta fasih berbahasa Perancis, Spanyol, dan Portugis.

Juarnalis ini juga sebelumnya meliput pelantikan Presiden Biden pada Januari 2021 dalam enam bahasa.

Pujian untuk kemampuan bahasa Crowther mengalir. "Dan burung hantu itu terlalu terpana untuk berbicara," tulis salah satu netizen mengacu pada aplikasi pembelajaran bahasa Duolingo, yang menggunakan burung hantu sebagai maskotnya."

Dalam segmen bahasa Inggrisnya, Crowther berbicara tentang perang lama antara separatis yang didukung Rusia, dan pasukan Ukraina di Luhansk dan Donetsk, juga dikenal sebagai wilayah Donbas di Ukraina timur.

Pada Senin (21/2/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengakui kemerdekaan daerah-daerah yang didukung pemberontak itu. Langkah ini semakin meningkatkan ketegangan dan menambah kekhawatiran bahwa perang di kawasan itu akan segera terjadi.

Baca juga: Komentari Konflik Rusia-Ukraina, PBB Sebut Dunia Hadapi Krisis Perdamaian Terbesar

Anggota pemerintahan Presiden Joe Biden untuk pertama kalinya pada Selasa (22/2/2022) menyebut keputusan Rusia untuk mendukung separatis di Donbas dan mengirim pasukan ke wilayah itu sebagai "invasi", di tengah persiapan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Moskwa.

AS telah memperingatkan soal invasi Rusia di wilayah itu selama beberapa minggu, sementara Putin mengumpulkan sebanyak 190.000 tentara di sepanjang perbatasan.

Pada Senin (21/2/2022), Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan kepada NBC bahwa AS yakin Rusia berencana terlibat dalam operasi "sangat keras" untuk "menekan, menghancurkan, dan menyakiti" warga Ukraina.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksiy Reznikov pada Selasa (22/2/2022) mencatat bahwa perkembangan terakhir menandakan bahwa "akan ada korban".

Dia menambahkan bahwa negara itu harus "melalui rasa sakit dan mengatasi rasa takut dan putus asa," menurut New York Times.

Baca juga: Rusia-Ukraina Makin Panas, Taiwan Ikut Waspadai Ancaman

Wakil Presiden Kamala Harris akhir pekan ini juga memperingatkan "biaya ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya" terhadap Rusia.

"Kami akan memberlakukan sanksi keuangan yang luas dan kontrol ekspor. Kami akan menargetkan lembaga keuangan dan industri utama Rusia. Dan kami akan menargetkan mereka yang terlibat dan yang membantu dan bersekongkol dengan invasi yang tidak beralasan ini," katanya dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (19/2/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Global
Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Global
2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

Global
Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Internasional
Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Global
Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Internasional
Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Global
Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Global
Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com