Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Danai Program Rudalnya dari Hasil Serangan Siber

Kompas.com - 06/02/2022, 11:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Korea Utara terus mengembangkan program rudal nuklir dan rudal balistiknya selama setahun terakhir berkat serangan siber pada pertukaran mata uang kripto sebagai salah satu sumber pendanaannya.

Laporan tersebut disampaikan para ahli dari pemantau sanksi independen melalui laporan yang diberikan kepada Komite Sanksi Korea Utara Dewan Keamanan PBB di New York, AS, pada Jumat (4/2/2022) malam watu setempat.

"Meski tidak ada uji coba nuklir atau peluncuran ICBM (rudal balistik antarbenua) yang dilaporkan, DPRK (nama resmi Korea Utara) terus mengembangkan kemampuannya untuk memproduksi bahan fisil nuklir," tulis para ahli dalam laporannya.

Baca juga: China Bela Korea Utara, Desak AS Lebih Fleksibel Terkait Peluncuran Rudal

“Pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur nuklir dan rudal balistik DPRK terus berlanjut. DPRK terus mencari materi, teknologi, dan pengetahuan untuk program-program ini di luar negeri, termasuk melalui sarana dunia maya dan penelitian ilmiah bersama,” bunyi laporan itu.

Negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un tersebut telah lama dilarang melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik oleh Dewan Keamanan PBB sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (5/2/2022).

Sejak 2006, Korea Utara telah dikenai sanksi PBB, yang telah diperkuat oleh Dewan Keamanan selama bertahun-tahun dalam upaya menargetkan pendanaan untuk program rudal nuklir dan rudal balistik Pyongyang.

Baca juga: AS, Inggris, dan Perancis Minta PBB Segera Gelar Pertemuan Bahas Rudal Korea Utara

Para ahli dari pemantau sanksi juga menggarisbawahi telah terjadi percepatan yang nyata dari pengujian rudal oleh Pyongyang.

Pada Jumat, AS dan sejumlah negara lain menyampaikan bahwa Korea Utara telah melakukan sembilan peluncuran rudal balistik selama Januari.

Mereka menambahkan, angka itu adalah jumlah terbanyak yang dilakukan oleh Pyongyang dalan kurun sebulan.

"DPRK menunjukkan peningkatan kemampuan untuk penyebaran cepat, mobilitas luas (termasuk di laut), dan peningkatan ketahanan pasukan misilnya," kata pemantau sanksi.

Baca juga: Korea Utara Uji Coba Rudal Terbesar sejak 2017, AS Serukan Pembicaraan

Serangan siber

Para ahli tersebut mengatakan bahwa serangan siber, terutama pada aset mata uang kripto, tetap menjadi sumber pendapatan penting bagi Korea Utara.

Mereka juga menerima informasi bahwa para peretas Korea Utara terus menargetkan berbagai lembaga keuangan, perusahaan mata uang kripto, dan bursa.

Baca juga: Korea Utara Konfirmasi Peluncuran Rudal Terbesarnya Sejak 2017

"Menurut negara anggota, pelaku siber DPRK mencuri lebih dari 50 juta dollar AS antara 2020 hingga pertengahan 2021 dari setidaknya tiga pertukaran mata uang kripto di Amerika Utara, Eropa, dan Asia," bunyi laporan itu.

Para ahli juga mengutip laporan perusahaan keamanan siber Chainalysis yang menyebutkan bahwa Korea Utara meluncurkan setidaknya tujuh serangan terhadap platform mata uang kripto yang mengekstraksi aset digital senilai hampir 400 juta dollar AS tahun lalu.

Pada 2019, pemantau sanksi PBB melaporkan bahwa Korea Utara menghasilkan sekitar 2 miliar dollar AS dari serangan siber untuk mendanai program senjata pemusnah massalnya.

Baca juga: Korea Utara Makin Sering Tembakkan Rudal, Apa Maunya Kim Jong Un?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com