THAILAND, KOMPAS.com - Sebuah kafe di Nakhon Ratchasima, Thailand telah menjadi rumah bagi para trader cryptocurrency dengan menambahkan banyak layar yang menunjukkan pergerakan pasar terbaru dan memberikan saran investasi di samping menjajakan kopi dan kue.
Di balik eksterior tenang pohon sakura, pelanggan HIP Coffee & Restaurant lebih banyak menatap laptop mereka masing-masing dan dengan gugup menikmati es kopi.
“Sangat menyenangkan bagi saya untuk berada di sini karena saya bisa bertemu orang-orang yang memiliki minat yang sama,” kata Detnarong Satianphut, 35, seorang trader crypto, sebagaimana diberitakan Reuters, Selasa (1/2/2022).
Baca juga: Poligami di Thailand, Tak Diakui Negara, tapi Jadi Gaya Hidup
"Kami (trader) dapat bertukar informasi karena di dunia trading kami menghadapi jutaan orang," tambah dia.
Cryptocurrency telah mendapatkan momentum di Thailand, dengan aset digital sebanyak 251 miliar baht (sekitar 7,62 miliar dollar AS) diperdagangkan pada bulan November 2021, menurut data resmi terbaru.
Awal bulan ini, Thailand mengatakan akan mulai mengatur penggunaan aset digital sebagai pembayaran, memperingatkan potensi risiko terhadap stabilitas keuangan dan sistem ekonomi secara keseluruhan.
HIP cafe sebenarnya telah berdiri sejak 2013. Namun, kafe tersebut mulai fokus mengembangkan perubahan konsep menjadi kafe kripto pada 2020.
Sejak itu, menurut anggota staf cafe, pelanggannya berlipat ganda.
Manajer HIP cafe, Oakkharawat Yongsakuljinda, mengatakan kafenya memberikan peluang investasi alternatif bagi orang-orang di sekitar provinsi Nakhon Ratchasima.
Baca juga: FOTO: Setelah Tercemar Tumpahan Minyak, Pantai di Thailand Ditutup untuk Umum
Ini termasuk menawarkan konsultasi investasi gratis dan berencana untuk memulai koin cryptocurrency sendiri.
Pelanggannya mengatakan perdagangan di kafe menawarkan mereka peluang sukses terbaik di pasar yang bergejolak, di mana cryptocurrency paling terkenal, uakni bitcoin, mencapai posisi terendah enam bulan minggu ini.
"Memiliki begitu banyak layar sangat membantu. Kami segera mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mogok dan apakah kami harus membeli," kata Apakon Putnok, trader berusia 23 tahun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.