Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2022, 22:00 WIB

KOMPAS.com - Nathuram Godse merupakan anggota fanatik dari partai sayap kanan, Hindu Masabha.

Pada malam 30 Januari 1948, Nathuram Vinayak Godse, menembak mati Mohandas Karamchand Gandhi dari jarak dekat, ketika pemimpin paling dihormati di India itu menghadiri pertemuan doa di Delhi.

Baca juga: Saat Peluru Terakhir Menembus Pemimpin Perdamaian Mahatma Gandhi...

Penembak berusia 38 tahun itu merupakan anggota fanatik dari partai sayap kanan, Hindu Mahasabha.

Partai itu menuduh Gandhi mengkhianati para pemeluk Hindu, karena dianggap terlalu pro-Muslim dan bersikap lunak terhadap Pakistan.

Mereka juga menyalahkan Gandhi atas pertumpahan darah yang menandai pemisahan India dan Pakistan, usai merdeka dari Inggris pada 1947.

Setahun setelah pembunuhan itu terjadi, pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada Godse. Dia dieksekusi pada November 1949, setelah pengadilan tinggi memperkuat putusan tersebut.

Kaki tangan Godse yang bernama Narayan Apte juga dijatuhi hukuman mati, sedangkan enam orang lainnya dihukum penjara seumur hidup.

Sebelum bergabung dengan Partai Hindu Mahasabha, Godse merupakan anggota Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) atau Organisasi Sukarelawan Nasional.

Baca juga: Hari Terakhir Indira Gandhi, Wanita Besi yang Dibunuh Pengawalnya

RSS merupakan akar ideologis dari Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India saat ini.

Perdana Menteri Narendra Modi juga merupakan anggota lama dari kelompok nasionalisme Hindu yang berusia 95 tahun tersebut. RSS sangat berpengaruh di dalam maupun di luar pemerintahan Modi.

Selama beberapa dekade, RSS menggambarkan Godse sebagai seorang paria - kasta paling rendah di India - yang telah membunuh "Bapak Bangsa", sebagaimana orang India suka menyebut Gandhi.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, satu sayap kanan Hindu mengagungkan Godse dan merayakan pembunuhan Gandhi secara terbuka.

Seorang anggota parlemen dari BJP dengan berapi-api menggambarkan Godse sebagai seorang "patriot" pada tahun lalu. Hal itu memicu kemarahan sebagian besar orang India.

Tetapi RSS, yang kerap dikaitkan dengan Godse, teguh pada klaimnya bahwa Godse telah keluar dari organisasi itu jauh sebelum dia membunuh Gandhi.

Sebuah buku yang baru diterbitkan mengeklaim bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar.

Godse dulunya merupakan seorang yang pemalu dan putus sekolah. Dia bekerja sebagai penjahit dan berjualan buah sebelum bergabung dengan Mahasabha, di mana ia bertugas menyunting surat kabar milik organisasi itu.

Baca juga: Patung Mahatma Gandhi di AS Dipenggal dan Dijatuhkan, Polisi Buru Pelaku

Selama persidangan, Godse menghabiskan waktu lebih dari lima jam untuk membaca pernyataan sepanjang 150 paragraf.

Dia mengklaim, "tidak ada konspirasi" dalam pembunuhan Gandhi dan mencoba melindungi kaki tangannya dari kesalahan.

Godse juga membantah tuduhan bahwa dia bertindak di bawah arahan pemimpin Mahasabha, Vinayak Damador Savarkar, yang melahirkan gagasan Hindutva atau ke-Hindu-an.

Meskipun Savarkar bebas dari semua tuduhan, para kritikus meyakini bahwa tokoh sayap kanan radikal yang membenci Gandhi ini terkait dengan pembunuhan tersebut.

Di pengadilan, Godse juga mengaku bahwa dia telah memutuskan hubungan dengan RSS jauh sebelum dia membunuh Gandhi.

Dhirendra Jha, penulis buku berjudul Gandhi's Assassin, menulis bahwa Godse merupakan salah satu "pekerja yang penting" di RSS. Tidak ada "bukti" bahwa dia telah keluar dari organisasi itu.

Sebuah pernyataan Godse yang direkam sebelum persidangan, menunjukkan bahwa dia "tidak pernah menyinggung kepergiannya dari RSS setelah menjadi anggota Hindu Mahasabha".

Namun di pengadilan, Godse mengaku "bergabung dengan Hindu Mahasabha setelah meninggalkan RSS, tetapi bungkam mengenai kapan tepatnya dia meninggalkan RSS".

"Ini adalah klaim yang paling diperdebatkan dari aspek kehidupan Godse," kata Jha.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lapar sampai Mati demi Bela Kasta Dalit, Mahatma Gandhi Rela Mogok Makan

Jha meyakini "penulis pro-RSS" telah menggunakan klaim tersebut "secara diam-diam untuk mendorong gagasan bahwa Godse telah memutus hubungan dengan RSS dan bergabung dengan Hindu Mahasabha hampir satu dekade sebelum dia membunuh Gandhi".

Peneliti asal Amerika Serikat, JA Curran Jr, mengeklaim bahwa Godse bergabung dengan RSS pada 1930. Dia keluar empat tahun kemudian, tetapi tidak tidak ada bukti yang menyertai pernyataan itu.

Sedangkan menurut Jha, Godse pernah mengaku bahwa dia bekerja untuk kedua organisasi itu secara bersamaan melalui keterangannya kepada polisi sebelum persidangan.

Anggota keluarga Godse pun turut bergabung dalam perdebatan terkait masa lalu pembunuh Gandhi itu.

Gopal Godse, yang merupakan saudara laki-laki dari Nathuram Godse, mengatakan saudaranya "tidak meninggalkan RSS".

Secara terpisah, keponakan laki-laki Godse mengatakan kepada jurnalis pada 2015 bahwa Godse bergabung dengan RSS pada 1932, dan dia "tidak pernah dikeluarkan maupun meninggalkan RSS".

Baca juga: Tak Disangka, Kacamata Mahatma Gandhi Laku Terjual Rp 5 Miliar

Jha, yang menelusuri arsip-arsip yang ada, juga mengendus hubungan antara Hindu Mahasbha dan RSS.

Menurut dia, kedua organisasi itu memiliki "hubungan yang tumpang tindih" serta ideologi yang identik. Keduanya "berhubungan dekat dan terkadang memiliki keanggotaan yang tumpang tindih" sampai saat Gandhi dibunuh.

RSS sempat menjadi organisasi terlarang selama lebih dari satu tahun setelah pembunuhan Gandhi.

Namun, RSS selalu menggaungkan klaim Godse di pengadilan, bahwa pria itu telah meninggalkan organisasi pada pertengahan 1930-an. Bagi RSS, hal itu membuktikan bahwa mereka tidak berkaitan dengan pembunuhan Gandhi.

"Mengatakan bahwa dia (Godse) adalah anggota RSS adalah kebohongan politis," kata pemimpin senior RSS, Ram Madhav.

MS Golwalkar, salah satu pemimpin paling berpengaruh di RSS, menggambarkan pembunuhan Gandhi sebagai "tragedi yang besarnya tidak tertandingi - terlebih lagi, karena pelakunya merupakan seorang warga negara beragama Hindu".

 

Baru-baru ini, para pemimpin RSS seperti MG Vaidya juga menyebut Godse sebagai "pembunuh" yang "menghina" Hindutva, karena membunuh tokoh yang begitu dihormati di India.

Tetapi, penulis Vikram Sampath meyakini RSS dan Hindu Mahasabha memiliki hubungan yang penuh gejolak.

Sampath, yang menulis dua jilid biografi Savarkar, menganggap keputusan Mahasabha Hindu membentuk kelompok sukarelawan "masyarakat revolusioner rahasia" demi "menjaga kepentingan umat Hindu" yang telah "memperburuk" hubungan organisasi itu dengan RSS.

Baca juga: Ini Dia Kacamata Ikonik Gandhi Dilelang Ribuan Dollar AS

Selain itu, menurut Sampath, RSS "tidak lagi mendewakan individu tertentu", tidak seperti pemimpin Mahasabha, Savarkar, yang meyakini "pemujaan berlebihan terhadap sosok yang dianggap pahlawan".

Dalam buku lainnya yang berjudul RSS: A View to the Inside, Walter K Andersen dan Sridhar D Damle mengatakan bahwa organisasi itu "diselimuti keterlibatan mantan anggota mereka (Nathuram Godse) dalam pembunuhan Gandhi", serta "difitnah sebagai fasis, otoriter, dan obskurantis".

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimanapun, keraguan bahwa Godse adalah bagian yang tidak pernah meninggalkan RSS tidak pernah pudar.

Sebelum Godse dieksekusi di tiang gantungan pada 15 November 1949, dia membaca empat kalimat pertama dari doa RSS.

"Sekali lagi, itu menegaskan fakta bahwa dia adalah anggota aktif di organisasi itu," kata Jha. "Memisahkan RSS dan pembunuhan Gandhi adalah upaya merekayasa sejarah," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+