Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omicron Mengganas, Mayoritas Kasus Covid-19 di Inggris Infeksi Ulang

Kompas.com - 28/01/2022, 08:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

LONDON, KOMPAS.com – Hampir dua pertiga kasus Covid-19 di Inggris pada Januari adalah mereka yang pernah terpapar atau dicurigai terinfeksi virus corona sebelumnya.

Temuan tersebut adalah hasil survei dari Imperial College London yang dirilis pada Rabu (26/1/2022) sebagaimana dilansir AFP.

Temuan itu dipandang sebagai bukti lebih lanjut tentang kemampuan varian Omicron untuk menghindari sistem kekebalan dari orang yang sebelumnya terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Omicron Melonjak, Kasus Harian Covid-19 Korea Selatan Capai 8.000 untuk Kali Pertama

Imperial College London menganalisis sekitar 100.000 hasil tes swab orang-orang di seluruh Inggris secara acak antara 5 hingga 20 Januari.

Dari hasil tes swab tersebut, sekitar 4.000 menunjukkan hasil positif.

Sekitar 65 persen dari responden pernah positif Covid-19 sebelumnya, sementara 7,5 persen mengaku curiga sudah tertular virus corona sebelumnya tetapi belum menerima tes konfirmasi.

“Infeksi sebelumnya dikaitkan dengan risiko tinggi infeksi ulang dengan Omicron,” tulis para peneliti dalam studi itu.

Baca juga: WHO Prediksi Gelombang Covid Omicron Berakhir di Eropa

Paul Elliott, penulis utama studi tersebut, menggarisbawahi bahwa tidak semua kasus tersebut dapat dikonfirmasi sebagai infeksi ulang.

Beberapa dapat menjadi kasus residual, yang berarti seseorang telah dites positif dua kali untuk infeksi yang sama.

Tetapi kasus infeksi ulang dalam penelitian ini jauh lebih tinggi daripada studi yang diterbitkan Health Security Agency Inggris (UKHSA) sebelumnya yakni 11 persen.

Pada Rabu, UKHSA mengatakan bahwa pihaknya akan mulai memasukkan data infeksi ulang pada dasbor data virus corona pemerintah mulai akhir bulan.

Baca juga: Omicron Melonjak, Negara Kaya Rekrut Perawat dari Negara Miskin

Infeksi ulang didefinisikan sebagai seseorang yang positif Covid-19 dua kali setidaknya selang 90 hari dari infeksi pertama.

Survei dari Imperial College London juga mengonfirmasi varian Omicron berkontribusi atas hampir semua kasus Covid-19 baru di Inggris.

“Kami mengamati tingkat infeksi SARS-CoV-2 yang belum pernah terjadi sebelumnya di Inggris pada Januari 2022 dan penggantian Delta oleh Omicron yang hampir lengkap,” tulis laporan itu.

Namun, penelitian tersebut mendeteksi bahwa prevalensi virus di kalangan orang dewasa mulai menurun.

Inggris pada Kamis (27/1/2022) akan mencabut pembatasan Covid-19 yang diberlakukan kembali bulan lalu ketika Omicron melonjak secara nasional.

Baca juga: PM Selandia Baru Batal Gelar Pernikahan karena Omicron Meluas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com