PARIS, KOMPAS.com - Utusan dari Moskwa dan Kiev pada Rabu (26/1/2022) berkomitmen menegakkan gencatan senjata yang rapuh di Ukraina timur dalam pembicaraan di Paris.
Mereka juga setuju untuk melanjutkan diskusi, tetapi masih ada kemungkinan Rusia menyerang negara tetangganya tersebut.
Penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina timur menimbulkan kekhawatiran bahwa Kremlin berencana mengintervensi Ukraina yang pro-Uni Eropa untuk menghentikan ekspansi NATO di Eropa timur.
Baca juga: Kenapa Rusia-Ukraina Perang dan Apa yang Diincar Putin?
Seorang diplomat Perancis mengatakan, diskusi lebih dari delapan jam yang ditengahi oleh Perancis dan Jerman mengirimkan sinyal baik.
Seorang sumber Pemerintah Jerman kemudian mengonfirmasi bahwa pembicaraan berikutnya akan berlangsung di Berlin pada minggu kedua Februari.
Seorang ajudan Presiden Perancis Emmanuel Macron, yang berbicara dengan syarat anonim, menekankan bahwa pembicaraan itu tentang menyelesaikan pertempuran separatis di Ukraina timur sejak 2014, bukan ancaman invasi Rusia.
Akan tetapi, "pertanyaannya adalah apakah Rusia ingin memberi sinyal pencairan", katanya, seraya menambahkan bahwa diskusi sulit pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang positif.
"Dalam keadaan saat ini, kami menerima sinyal yang baik," katanya dikutip dari AFP.
Untuk kali pertama sejak 2019, Ukraina dan Rusia sepakat menandatangani pernyataan bersama dengan Perancis dan Jerman tentang konflik yang sedang berlangsung antara pasukan Ukraina dan separatis di timur negara itu.
Keempat negara berupaya mencapai kesepakatan damai untuk Ukraina timur sejak 2014 dan secara kolektif dikenal sebagai Grup Normandia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.