Komite DPR Florida Loloskan RUU yang Melarang Diskusi LGBTQ di Sekolah

TALLAHASSEE, KOMPAS.com - Sebuah komite DPR di Florida baru-baru ini mengesahkan RUU yang bertujuan melarang diskusi tentang orientasi seksual dan identitas gender di sekolah.

Dilansir The Hill, RUU tersebut akan melarang pendidik berbicara tentang topik LGBTQ yang tidak “sesuai usia atau perkembangan siswa.”

RUU yang sama juga telah diperkenalkan di Senat negara bagian Florida.

Baca juga: Sinopsis Q-Force, Agen Rahasia dan Tim Superhero LGBTQ

Menurut laporan terbaru dari Trevor Project, pemuda LGBTQ yang mengetahui tentang orang atau masalah LGBTQ di sekolah memiliki peluang 23 persen lebih rendah untuk melaporkan upaya bunuh diri pada tahun lalu dibandingkan mereka yang tidak.

Komite DPR Florida pun mengesahkan undang-undang yang berusaha melarang diskusi seksualitas dan identitas gender di ruang kelas sekolah.

RUU Hak Orang Tua dalam Pendidikan, juga dikenal sebagai RUU “Jangan Katakan Gay”, disahkan Kamis (20/1/2022) di Komite Pendidikan dan Ketenagakerjaan DPR.

Baca juga: Uni Eropa Hadapi Tekanan Masalah Supremasi Hukum LGBT

“RUU ini adalah tentang membela tanggung jawab paling luar biasa yang dapat dimiliki seseorang, yakni menjadi orang tua,” kata perwakilan negara bagian Florida Joe Harding.

RUU akan memblokir guru di Florida untuk berbicara tentang topik LGBTQ yang tidak “sesuai usia atau sesuai perkembangan siswa”.

Menurut undang-undang tersebut, orang tua dapat mengambil tindakan hukum terhadap sekolah anak mereka dan diberikan ganti rugi.

Ini jika mereka yakin salah satu kebijakannya melanggar "hak mendasar mereka untuk membuat keputusan mengenai pengasuhan dan kontrol anak-anak mereka."

Baca juga: Uni Eropa Dideklarasikan sebagai Zona Merdeka bagi LGBT

Di sisi lain, Chasten Buttigieg, suami sekretaris transportasi dan mantan calon presiden Pete Buttigieg, setelah RUU itu disahkan, memanggil Gubernur Florida Ron DeSantis.

Gubernur dianggap menjadikan Florida tempat "yang lebih bermusuhan" bagi kaum muda LGBTQ.

“Ini akan membunuh anak-anak,” tulisnya di Twitter.

“Anda dengan sengaja membuat negara bagian Anda menjadi tempat yang lebih sulit bagi anak-anak LGBTQ untuk bertahan hidup,” tambahnya.

Buttigieg dalam tweetnya juga merujuk pada survei terbaru oleh Trevor Project, kelompok pencegahan bunuh diri dan intervensi krisis remaja LGBTQ.

Baca juga: Akun Media Sosial Ditangguhkan, Kelompok LGBTQ China Hadapi Tekanan

Kelompok ini menemukan 42 persen remaja LGBTQ secara serius mempertimbangkan untuk mencoba bunuh diri dalam satu tahun terakhir.