Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sistem Pilpres Italia 2022 dan Para Kandidatnya

Kompas.com - 24/01/2022, 13:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Draghi - seorang ekonom karier tanpa afiliasi politik - tampaknya mengisyaratkan pencalonannya pada Desember 2021 dengan menyebut dirinya "kakek yang melayani institusi".

Mantan perdana menteri Silvio Berlusconi (85) dari partai sayap kanan Forza Italia juga sempat berkampanye untuk jabatan tersebut, tetapi mengundurkan diri pada Sabtu (22/1/2022).

Kandidat potensial lainnya termasuk mantan perdana menteri Giuliano Amato (83), Paolo Gentiloni komisaris Uni Eropa untuk ekonomi berusia 67 tahun, dan mantan ketua Kamar Deputi Pier Ferdinando Casini (66).

Banyak juga yang berharap Italia memiliki presiden wanita pertamanya. Menteri Kehakiman saat ini Marta Cartabia (58) dan mantan menteri kehakiman Paola Severino (73) diperkirakan dapat memenangi pilpres Italia 2022, termasuk Ketua Senat Elisabetta Casellati (66).

4. Beberapa kejutan di pilpres Italia

Sifat rahasia dari pemungutan suara menimbulkan beberapa kejutan dalam pemilihan 12 presiden sebelumnya sejak 1948. Hanya satu di antaranya, Giorgio Napolitano (2006-2015), yang terpilih untuk masa jabatan kedua.

Peran tersebut tidak secara tradisional diberikan kepada pemimpin partai, tetapi seseorang yang dipandang dapat meredakan keributan politik.

Namun, favorit yang maju mencalonkan diri sering kali pulang dengan tangan hampa.

Pada 2013, mantan perdana menteri Romano Prodi dicalonkan oleh Partai Demokrat kiri-tengah tetapi dikhianati oleh beberapa pendukungnya dan Napolitano menang.

Baca juga: Dulu Terparah Kini Bebas Masker, Lihat Cara Italia Tangani Covid-19

5. Rumah dinas presiden Italia di bekas istana kepausan

Kediaman resmi presiden di Istana Quirinale, yang pernah menjadi rumah bagi para paus dan raja Italia.

Bertengger di bukit dengan nama yang sama, bangunan seluas 110.500 meter persegi ini adalah salah satu istana presiden terbesar di dunia. Hanya Turki yang memiliki lebih besar.

Konstruksi dimulai pada 1573 untuk kediaman musim panas para paus tersebut. Bangunan itu menjadi basis mereka sebagai penguasa sekuler, berlawanan dengan Vatikan yang merupakan pusat kekuatan spiritual.

Sekitar 30 paus tinggal di sana, dari Gregorius XIII hingga Pius IX.

Di bawah pemerintahan Perancis, Napoleon memerintahkan renovasi untuk menjadikannya kediaman Romawi, tetapi tidak pernah menginjakkan kaki di sana.

Para bangsawan Italia tinggal di sana dari tahun 1870 hingga deklarasi republik pada 1946, dan sejak itu menjadi kediaman kepala negara.

Baca juga: Italia Gelar Sidang Mafia Terbesar, 70 Anggota Ndrangheta Diadili

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com