MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia membantah klaim Inggris yang menuding bahwa Moskwa berusaha menggantikan pemerintah Ukraina dengan pemerintahan boneka pro-Rusia.
Sebelumnya, Inggris menuding bahwa mantan anggota parlemen Ukraina Yevheniy Murayev adalah calon yang potensial.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut tudingan tersebut merupakan disinformasi sebagaimana dilansir TRT World, Minggu (23/1/2022).
Baca juga: Ukraina Terima Pasokan Senjata Batch Kedua dari AS
Murayev sendiri juga membantah tuduhan bahwa Rusia ingin mengangkatnya sebagai pemimpin Ukraina.
"Pagi ini saya sudah membaca di semua publikasi berita teori konspirasi ini: sama sekali tidak terbukti, sama sekali tidak berdasar," kata Murayev kepada Reuters.
Murayev juga mengatakan kepada Associated Press bahwa klaim Inggris terlihat konyol dan lucu.
Pasalnya, dia sendiri ditolak masuk ke Rusia sejak 2018 dengan alasan menjadi ancaman bagi keamanan Moskwa
Dia mengatakan bahwa sanksi itu dijatuhkan setelah berkonflik dengan Viktor Medvedchuk, politisi pro-Rusia paling terkemuka di Ukraina dan teman Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga: Paus Fransiskus Khawatirkan Ketegangan Ukraina, Risiko Keamanan Bayangi Eropa
Inggris pada Sabtu (22/1/2022) menuduh Kremlin berusaha menempatkan seorang pemimpin yang pro-Rusia di Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Inggris juga mengatakan, para pejabat intelijen Rusia telah menjalin kontak dengan sejumlah mantan politisi Ukraina sebagai bagian dari rencana invasi ke negara itu.
Namun, Kementerian Luar Negeri Inggris menolak memberikan bukti yang mendukung tuduhan tersebut.
"Kami tak akan membiarkan rencana Kremlin untuk memasang kepemimpinan yang pro-Rusia di Ukraina," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss di Twitter, sebagaimana dikutip Reuters.
"Kremlin tahu sebuah serangan militer akan menjadi kesalahan strategi yang masif dan Inggris dan para mitra kami akan membuat Rusia menerima akibatnya," tambah Truss.
Baca juga: Situasi Makin Panas, Keluarga Personel Kedutaan AS Diminta Tinggalkan Ukraina
Kementerian Luar Negeri Inggris pada Sabtu juga menyebutkan beberapa politisi Ukraina lainnya yang dikatakan memiliki hubungan dengan dinas intelijen Rusia.
Para politisi itu termasuk mantan perdana menteri era Yanukovych yakni Mykola Azarov serta mantan kepala staf Yanukovych yaitu Andriy Kluyev.
"Beberapa dari mereka memiliki kontak dengan perwira intelijen Rusia yang saat ini terlibat dalam perencanaan serangan ke Ukraina," kata Kementerian Luar Negeri Inggris tanpa memberikan bukti.
Truss menambahkan, informasi itu menyoroti sejauh mana aktivitas Rusia yang dirancang untuk menumbangkan Ukraina, dan merupakan wawasan pemikiran Kremlin.
Baca juga: Situasi Rusia-Ukraina Makin Panas, AS Kirim Kapal Induk
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.