Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2022, 10:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia membantah klaim Inggris yang menuding bahwa Moskwa berusaha menggantikan pemerintah Ukraina dengan pemerintahan boneka pro-Rusia.

Sebelumnya, Inggris menuding bahwa mantan anggota parlemen Ukraina Yevheniy Murayev adalah calon yang potensial.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut tudingan tersebut merupakan disinformasi sebagaimana dilansir TRT World, Minggu (23/1/2022).

Baca juga: Ukraina Terima Pasokan Senjata Batch Kedua dari AS

Murayev sendiri juga membantah tuduhan bahwa Rusia ingin mengangkatnya sebagai pemimpin Ukraina.

"Pagi ini saya sudah membaca di semua publikasi berita teori konspirasi ini: sama sekali tidak terbukti, sama sekali tidak berdasar," kata Murayev kepada Reuters.

Murayev juga mengatakan kepada Associated Press bahwa klaim Inggris terlihat konyol dan lucu.

Pasalnya, dia sendiri ditolak masuk ke Rusia sejak 2018 dengan alasan menjadi ancaman bagi keamanan Moskwa

Dia mengatakan bahwa sanksi itu dijatuhkan setelah berkonflik dengan Viktor Medvedchuk, politisi pro-Rusia paling terkemuka di Ukraina dan teman Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Paus Fransiskus Khawatirkan Ketegangan Ukraina, Risiko Keamanan Bayangi Eropa

Tuduhan Inggris

Inggris pada Sabtu (22/1/2022) menuduh Kremlin berusaha menempatkan seorang pemimpin yang pro-Rusia di Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Inggris juga mengatakan, para pejabat intelijen Rusia telah menjalin kontak dengan sejumlah mantan politisi Ukraina sebagai bagian dari rencana invasi ke negara itu.

Namun, Kementerian Luar Negeri Inggris menolak memberikan bukti yang mendukung tuduhan tersebut.

"Kami tak akan membiarkan rencana Kremlin untuk memasang kepemimpinan yang pro-Rusia di Ukraina," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss di Twitter, sebagaimana dikutip Reuters.

"Kremlin tahu sebuah serangan militer akan menjadi kesalahan strategi yang masif dan Inggris dan para mitra kami akan membuat Rusia menerima akibatnya," tambah Truss.

Baca juga: Situasi Makin Panas, Keluarga Personel Kedutaan AS Diminta Tinggalkan Ukraina

Kementerian Luar Negeri Inggris pada Sabtu juga menyebutkan beberapa politisi Ukraina lainnya yang dikatakan memiliki hubungan dengan dinas intelijen Rusia.

Para politisi itu termasuk mantan perdana menteri era Yanukovych yakni Mykola Azarov serta mantan kepala staf Yanukovych yaitu Andriy Kluyev.

"Beberapa dari mereka memiliki kontak dengan perwira intelijen Rusia yang saat ini terlibat dalam perencanaan serangan ke Ukraina," kata Kementerian Luar Negeri Inggris tanpa memberikan bukti.

Truss menambahkan, informasi itu menyoroti sejauh mana aktivitas Rusia yang dirancang untuk menumbangkan Ukraina, dan merupakan wawasan pemikiran Kremlin.

Baca juga: Situasi Rusia-Ukraina Makin Panas, AS Kirim Kapal Induk

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Nenek Ini Mengaku 50 Tahun Hidup Hanya dengan Minum Air, Tak Pernah Makan

Nenek Ini Mengaku 50 Tahun Hidup Hanya dengan Minum Air, Tak Pernah Makan

Global
Gencatan Senjata di Gaza Berakhir, 60 Orang Lebih Tewas, PBB Sesalkan Pertempuan Berlanjut

Gencatan Senjata di Gaza Berakhir, 60 Orang Lebih Tewas, PBB Sesalkan Pertempuan Berlanjut

Global
Israel Terbitkan Peta Zona Evakuasi Gaza, Tunjukkan Lokasi Aman untuk Warga Mengungsi

Israel Terbitkan Peta Zona Evakuasi Gaza, Tunjukkan Lokasi Aman untuk Warga Mengungsi

Global
Masyarakat Internasional Didesak Bergerak Cepat Hentikan Kekerasan di Gaza

Masyarakat Internasional Didesak Bergerak Cepat Hentikan Kekerasan di Gaza

Global
Malaysia Undang Xi Jinping untuk Berkunjung, Ada Maksud Apa?

Malaysia Undang Xi Jinping untuk Berkunjung, Ada Maksud Apa?

Global
Petugas Kebersihan AS Memilah 20 Ton Sampah demi Menemukan Cincin Pernikahan yang Hilang

Petugas Kebersihan AS Memilah 20 Ton Sampah demi Menemukan Cincin Pernikahan yang Hilang

Global
Israel Minta Penduduk Khan Younis Pindah ke Rafah, tapi di Sana Diserang Juga

Israel Minta Penduduk Khan Younis Pindah ke Rafah, tapi di Sana Diserang Juga

Global
Gencatan Senjata Berakhir, Israel Serang Gaza Lagi

Gencatan Senjata Berakhir, Israel Serang Gaza Lagi

Global
Mobil Van Bermuatan 10.000 Donat Dicuri di Australia

Mobil Van Bermuatan 10.000 Donat Dicuri di Australia

Global
Meta Hapus Ribuan Akun Facebook Palsu China yang Sebar Kampanye Palsu, Pengaruhi Pemilu Dunia

Meta Hapus Ribuan Akun Facebook Palsu China yang Sebar Kampanye Palsu, Pengaruhi Pemilu Dunia

Global
Rangkuman Hari Ke-645 Serangan Rusia ke Ukraina: 5 Pejabat Tinggi Rusia Tewas dalam Serbuan | Rusia Gandakan Gempuran Udara dan Darat

Rangkuman Hari Ke-645 Serangan Rusia ke Ukraina: 5 Pejabat Tinggi Rusia Tewas dalam Serbuan | Rusia Gandakan Gempuran Udara dan Darat

Global
Paus Fransiskus Mengaku Menderita Bronkitis Akut dan Menular

Paus Fransiskus Mengaku Menderita Bronkitis Akut dan Menular

Global
Analis Pertahanan AS: Israel Cepat atau Lambat Akan Lanjutkan Perang

Analis Pertahanan AS: Israel Cepat atau Lambat Akan Lanjutkan Perang

Global
Investigasi Terbaru: Israel Sengaja Gempur Warga Sipil Gaza demi Menekan Hamas

Investigasi Terbaru: Israel Sengaja Gempur Warga Sipil Gaza demi Menekan Hamas

Global
[POPULER GLOBAL] Henry Kissinger Meninggal Dunia | Turkiye Restui Swedia Gabung NATO

[POPULER GLOBAL] Henry Kissinger Meninggal Dunia | Turkiye Restui Swedia Gabung NATO

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com