Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan Tsunami Tonga: Kronologi, Dampak, dan Kondisi Terkini

Kompas.com - 23/01/2022, 21:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com – Tonga adalah negara kerajaan berpenduduk 104.494 jiwa dan kini dipimpin oleh Raja Tupou VI. Negara kepulauan ini terdiri dari 176 pulau, 36 di antaranya tidak berpenghuni. Pulau utama Tongatapu menjadi rumah bagi ibu kota Tonga, Nuku’alofa.

Pada awal 2022, dunia dikejutkan oleh bencana alam dahsyat yang menimpa Tonga sebagaimana dilansir Antara, Minggu (23/1/2022).

Gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai yang berjarak sekitar 65 kilometer dari Nuku’alofa meletus pada Sabtu, 15 Januari, pukul 17.10 waktu setempat dan menimbulkan tsunami.

Baca juga: Peru Tetapkan Status Darurat Lingkungan Atas Tumpahan Minyak Akibat Erupsi di Tonga

Gunung itu kerap kali meletus dalam beberapa dekade terakhir. Namun letusan pada Sabtu itu begitu hebat sehingga suara dentumannya terdengar hingga ke Selandia Baru yang berjarak 2.383 kilometer dari gunung itu.

Citra-citra satelit menangkap erupsi vulkanik ketika letusan gunung itu mengembuskan gumpalan asap ke udara sekitar 19,3 kilometer di atas permukaan laut. Langit di atas Tonga seketika menjadi gelap oleh abu.

Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, kekuatan letusan gunung itu diperkirakan setara dengan lima sampai 10 megaton bom TNT.

Kekuatan itu lebih dari 500 kali kekuatan bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di kota Hiroshima, Jepang, pada akhir Perang Dunia II.

Pakar vulkanologi Selandia Baru Shane Cronin menuturkan, data awal menunjukkan erupsi tersebut adalah yang terbesar sejak letusan Gunung Pinatubo di Filipina 30 tahun lalu.

Baca juga: Berhasil Selamat Berenang 27 Jam Setelah Tsunami, Pria Tonga Ini Dijuluki Aquaman

Dampak

Citra satelit yang diambil oleh Himawari-8, satelit cuaca Jepang, menunjukkan letusan gunung berapi bawah laut Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai di negara Pasifik Tonga Sabtu (15/1/2022). Letusan itu mengirimkan gelombang besar menerjang pantai dan orang-orang bergegas ke tempat yang lebih tinggi.JAPAN METEOROLOGY AGENCY via AP PHOTO Citra satelit yang diambil oleh Himawari-8, satelit cuaca Jepang, menunjukkan letusan gunung berapi bawah laut Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai di negara Pasifik Tonga Sabtu (15/1/2022). Letusan itu mengirimkan gelombang besar menerjang pantai dan orang-orang bergegas ke tempat yang lebih tinggi.

Letusan dahsyat dan tsunami di Tonga menimbulkan banyak kerusakan dan kerugian bagi banyak pihak, terutama warga setempat.

Kerusakan paling parah dilaporkan di sepanjang pantai barat Tongatapu, di mana banyak kapal dan perahu dikabarkan telah terdampar ke daratan. Tongatapu memiliki banyak resor wisata di tepi laut Nuku'alofa.

Di pulau Atata, sekitar 8 kilometer barat laut Nuku'alofa dan bisa ditempuh dalam 30 menit dengan perahu, hampir seluruhnya luluh lantak akibat tsunami.

Di pulau Fonoifua, hanya dua rumah yang tersisa, sedangkan di pulau Mango, satu desa hancur. Resor pantai Ha'atafu di semenanjung Hihifo, 21 kilometer arah barat Nuku'alofa, juga hancur total tersapu gelombang.

Pulau Atata dan Mango terletak sekitar 50 hingga 70 kilometer dari gunung Hunga Tonga-Hunga Ha’apai, masing-masing memiliki penduduk 100 dan 50 orang.

Citra satelit yang diunggah Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menunjukkan adanya kerusakan sejumlah struktur di pulau Nomuka. Angkatan Laut Tonga turut melaporkan kerusakan parah di pulau Ha’apai yang terhantam gelombang setinggi lima sampai 10 meter.

Baca juga: Kisah Warga Tonga Hadapi Letusan Gunung dan Tsunami: Hanya Gereja yang Masih Berdiri

Pemerintah Tonga memastikan ada tiga korban jiwa dalam bencana erupsi dan tsunami: seorang perempuan 65 tahun di Pulau Mango, seorang laki-laki 49 tahun di Pulau Nomuka, dan seorang warga negara Inggris. Sejumlah orang juga dilaporkan mengalami luka-luka.

PBB mengatakan, sekitar 84.000 orang atau lebih dari 80 persen populasi Tonga terkena imbas dari bencana tersebut dan kelangkaan bahan bakar pun tak bisa dihindari.

Tidak hanya itu, kabel telekomunikasi bawah laut yang menghubungkan Tonga dengan belahan dunia lain juga rusak dan kemungkinan baru bisa dipulihkan dalam satu bulan atau lebih menurut Tonga Cable Ltd.

Operator telekomunikasi Digicel mengatakan jaringan domestik berada dalam keadaan aktif dan saat ini pihaknya memusatkan upaya untuk memperbaiki sambungan internasional.

Halaman:
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com