Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Serangan Rusia ke Ukraina, dari Siber hingga Invasi Besar

Kompas.com - 22/01/2022, 20:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia tampaknya akan meluncurkan beberapa bentuk serangan ke Ukraina, tetapi skalanya masih belum diketahui, karena Kremlin memiliki banyak opsi yang tersedia, kata para analis.

Moskwa dalam beberapa pekan terakhir mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina, memicu kekhawatiran bahwa konflik Timur-Barat paling serius sejak Perang Dingin akan segera pecah.

Para analis yang dikutip AFP mengatakan, pengerahan pasukan Rusia memberi Moskwa serangkaian pilihan, dan Presiden Vladimir Putin akan mempertimbangkan berbagai faktor mulai dari pembalasan Barat hingga cuaca.

Baca juga: Apakah Rusia Benar-benar Ingin Menginvasi Ukraina? Ini Kemungkinannya...

"Dari sudut pandang militer, Rusia sedang mempersiapkan berbagai kemungkinan, mulai dari agitasi psikologis - melalui dunia maya dan sarana informasi - hingga invasi besar-besaran," kata Mathieu Boulegue, peneliti di Chatham House, think tank yang berbasis di London.

"Untuk Moskwa, pertanyaannya bukan lagi 'jika', tetapi 'kapan' dan 'bagaimana' intervensinya di Ukraina," katanya, dengan alasan bahwa "Rusia hanya menunggu alasan".

Opsi-opsi serangan Rusia ke Ukraina

Pasukan Rusia ketika melakukan latihan. Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menyatakan mereka bakal menarik sebagian pasukan dari perbatasan dengan Ukraina.RUSSIAN DEFENCE MINISTRY via BBC Pasukan Rusia ketika melakukan latihan. Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menyatakan mereka bakal menarik sebagian pasukan dari perbatasan dengan Ukraina.
Boulegue mengatakan, ada tekanan waktu bagi Kremlin karena akan terbukti sulit mempertahankan begitu banyak pasukan Rusia  untuk waktu yang lama di bulan-bulan musim dingin, karena banyak dari mereka dikerahkan dari timur jauh negara itu.

Terlepas dari pengerahan darat massal, invasi akan berbiaya tinggi bagi Rusia. Itulah sebabnya Putin dapat memilih serangan udara dan artileri di pusat komando dan kontrol Ukraina untuk menghancurkan kemampuan mereka membalas tanpa harus menggerakkan tentara Rusia, terangnya.

Dalam apa yang dilihat banyak orang sebagai serangan pembuka di konflik, Ukraina pekan lalu mengalami serangan siber besar-besaran yang ditudingkan Barat kepada Rusia.

Sementara itu, Moskwa merencanakan latihan militer besar dengan rezim di negara tetangga Ukraina yang pro-Kremlin, Belarus, pada Februari.

Baca juga: Biden Yakin Rusia Akan Serang Ukraina, Begini Prediksinya...

“Rusia suka memainkan kekuatan yang dapat mengkalibrasi krisis dari de-eskalasi total hingga perang total, sehingga mereka memiliki semua pilihan,” kata William Alberque dari International Institute for Strategic Studies.

Dia mengatakan, opsi ini berkisar dari perang dunia maya dan informasi hingga invasi besar-besaran.

"Mereka (Rusia) menginginkan sesuatu dari Ukraina," tambahnya.

Alberque melanjutkan, pergantian musim dari musim dingin ke musim semi memberikan faktor lain.

"Rusia memiliki peluang mulai sekarang hingga suhu harian naik di Ukraina. Hal terakhir yang mereka inginkan adalah mengoperasikan tank di musim semi, karena mereka akan benar-benar tersendat," katanya.

"Berantakan dan tidak terduga"

Citra satelit yang diambil pada 1 November 2021 menunjukkan pasukan darat Rusia dalam jumlah besar ditempatkan di Kota Yelnya, Region Smolensk Oblast. Negara barat seperti AS dan NATO mengaku khawatir dengan aktivitas Rusia yang menempatkan pasukannya di perbatasan dengan Ukraina.Satellite image ©2021 Maxar Tech via Daily Mirror Citra satelit yang diambil pada 1 November 2021 menunjukkan pasukan darat Rusia dalam jumlah besar ditempatkan di Kota Yelnya, Region Smolensk Oblast. Negara barat seperti AS dan NATO mengaku khawatir dengan aktivitas Rusia yang menempatkan pasukannya di perbatasan dengan Ukraina.
Sementara itu, Pavel Baev profesor peneliti di Peace Research Institute Oslo memperkirakan, serangan udara paling mungkin dilakukan oleh Rusia mengingat ketidakmampuan Ukraina untuk merespons dengan cara yang signifikan.

Dia mengatakan, sejumlah besar tentara Rusia yang dikerahkan di perbatasan pun tidak cukup untuk invasi besar-besaran dan pendudukan Ukraina.

"Ketika pada 1968 Uni Soviet masuk ke Cekoslowakia - yang merupakan negara kecil - mereka memiliki setidaknya dua kali lebih banyak tentara daripada Rusia di perbatasan Ukraina," katanya.

Keir Giles direktur penelitian di Conflict Studies Research Centre mengatakan, Rusia memiliki banyak pilihan selain invasi darat untuk mencapai tujuannya.

“Rusia dapat meluncurkan invasi darat jika mau, tetapi itu akan mahal, berantakan, dan yang terpenting tidak dapat diprediksi,” katanya.

Sementara peningkatan pasukan Rusia cukup untuk serangan darat terbatas di Ukraina, efek yang sama bagi Rusia dapat dicapai dengan serangan rudal, udara, atau dunia maya yang menargetkan sistem militer atau sipil Ukraina yang kritis, katanya.

Serangan semacam itu "dapat dimulai dan diakhiri sesuka hati, dan diselingi oleh jeda untuk mengulangi atau meningkatkan tuntutan guna menekan Kiev ke dalam konsesi dan mitra Baratnya agar mengabulkan keinginan Rusia", paparnya.

Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Perang, Termasuk Berebut Crimea?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com