KOMPAS.com - Ganja dapat mempengaruhi kemampuan untuk membuat keputusan, memecahkan masalah dan melakukan fungsi kognitif lainnya.
Ini hasil penelitian terbaru di tengah semakin banyak negara bagian yang melegalkan ganja.
Dilansir CNN, efek stereotip ganja menjadi ketinggalan zaman dan digantikan penerimaan substansi ini sebagai cara yang dapat diterima untuk bersosialisasi, bersantai, dan mendapatkan tidur yang lebih baik.
Baca juga: Di Sidang MK, Ahli dari Presiden Dorong Penelitian Efektivitas Ganja untuk Keperluan Medis
Tetapi, masyarakat mungkin telah melupakan dampak ganja terhadap otak.
Penelitian telah lama menunjukkan bahwa kondisi "high" dapat membahayakan fungsi kognitif.
Tinjauan penelitian baru, yang diterbitkan pada Kamis (20/1/2022) di jurnal Addiction, menemukan bahwa dampak tersebut dapat bertahan jauh melampaui tingkat tertinggi, terutama bagi remaja.
"Studi kami memungkinkan untuk menyoroti beberapa area kognisi yang terganggu penggunaan ganja, termasuk masalah konsentrasi dan kesulitan mengingat dan belajar," kata rekan penulis Dr.Alexandre Dumais, profesor klinis psikiatri Universitas Montreal.
"Ini mungkin berdampak besar pada kehidupan sehari-hari pengguna."
Baca juga: Di Sidang MK, Ahli Presiden Tak Setuju Ganja untuk Obat: Lebih Baik Kita Konservatif
"Penggunaan ganja di masa muda dapat menyebabkan penurunan pencapaian pendidikan, dan, pada orang dewasa, kinerja kerja yang buruk dan mengemudi yang berbahaya. Konsekuensi ini mungkin lebih buruk pada pengguna biasa dan berat," tambah Dumais.
Konsumsi ganja oleh remaja berlipat ganda dalam tujuh tahun terakhir, dengan konsekuensi yang berpotensi berbahaya, kata penelitian
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.