Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Taiwan Jika China Benar-benar Menyerang

Kompas.com - 20/01/2022, 22:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com – Di tengah ancama China yang semakin besar, Taiwan berupaya keras mempercepat reformasi angkatan bersenjatanya dan memodernisasi alutsistanya.

Upaya-upaya Taiwan tersebut berjalan paralel dengan pendekatan holistik terbaru mereka melalui strategi pertahanan yang dinamakan Konsep Pertahanan Menyeluruh (ODC).

Melansir The National Interest, ODC dirumuskan pada akhir 2010-an oleh mantan Kepala Staf Umum Taiwan Laksamana Lee Hsi-ming.

Baca juga: Pedang Milik Mantan Presiden Taiwan Chiang Kai-shek pun Dijadikan NFT

Oleh mantan pejabat Kementerian Pertahanan AS Drew Thompson, strategi OCD merupakan pendekatan baru yang revolusioner untuk pertahanan Taiwan.

Thompson menuturkan, ODC didasarkan pada strategi realistis inti bahwa militer Taiwan tidak dapat memenangi perang konvensional melawan China di Selat Taiwan.

Taiwan realistis bahwa perbandingan kekuatan militernya dengan China sangatlah jomplang, baik dari segi jumlah personel, jumlah senjata, maupun kelengkapan senjata.

Di sisi lain, China juga terus memodernisasi kekuatan militernya dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Menurut para pendukung ODC, Taiwan harus mengadopsi postur pertahanan asimetris untuk memastikan keamanannya dalam beberapa dekade mendatang.

Baca juga: Konflik China-Taiwan Kembali Panas, Seimbangkah Kekuatan Militer Keduanya?

Artinya, negara tersebut harus memfokuskan sumber dayanya yang terbatas untuk mencegah serangan.

Dan jika strategi itu gagal, mau tak mau mereka harus mengalahkan invasi dan pendudukan China di Taiwan.

Salah satu pilar inti ODC adalah menjaga kekuatan.

Militer Taiwan harus mampu bertahan dari gelombang awal serangan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) terhadap aset-aset dan infrastruktur penting negara itu.

Sejalan dengan strategi itu, Taiwan harus mempertahankan kemampuan untuk melancarkan serangan balik setelah serangan awal PLA.

Baca juga: Puing-puing F-16 Jet Tercanggih Taiwan Ditemukan di Laut, Pilotnya Belum

Tentara Taiwan mengikuti latihan militer di Hualien, pada 22 Mei 2019.REUTERS / TYRONE SIU Tentara Taiwan mengikuti latihan militer di Hualien, pada 22 Mei 2019.

Pendekatan ini mencakup penanggulangan elektronik (ECCM) seperti sistem komunikasi anti-jamming serta komposisi kekuatan yang berfokus pada mobilitas dan persembunyian.

Penjagaan kekuatan menjadi sangat penting. Pasalnya, PLA mungkin tidak dapat mengalahkan aset-aset AS di Pasifik secara langsung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com