Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pengiriman Bantuan ke Tonga Dihantui Ancaman Infeksi Covid-19

Kompas.com - 20/01/2022, 08:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

NUKU'ALOFA, KOMPAS.com - Delegasi dari Palang Merah memperingatkan soal masuknya tenaga bantuan ke Tonga, yang selama ini berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19, saat negara Pasifik itu berurusan dengan dampak letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai.

Katie Greenwood, kepala delegasi untuk Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Asia Pasifik, mengatakan Tonga, adalah salah satu dari sedikit tempat tersisa di dunia yang terhindar dari wabah Covid-19.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Reaksi Media Asing soal Pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia | Update Tonga

Dia memperingatkan bahwa orang luar, bahkan tenaga bantuan, berpotensi membawa virus dan bisa menciptakan masalah yang lebih besar dari pada akibat letusan ke negara berpenduduk sekitar 105.000 orang itu.

Pemerintah Tonga melaporkan "kerusakan infrastruktur yang signifikan" yang disebabkan oleh letusan gunung berapi bawah laut, menurut laporan AP.

Greenwood, yang telah berkomunikasi dengan pulau itu melalui telepon satelit, mengatakan sekitar 50 rumah di Tongatapu hancur, dan 90 orang di pulau 'Eua menggunakan tempat penampungan darurat.

Namun, masalah terbesar adalah abu yang menutupi pulau utama, mencemari air hujan yang diminum orang Tonga.

Letusan menghancurkan hampir setiap rumah di pulau Mango, hanya menyisakan dua rumah yang tersisa, menurut pernyataan dari kantor Perdana Menteri Siaosi Sovaleni.

"Tidak ada kontak dari Kepulauan Ha'apai Group, dan kami sangat prihatin dengan dua pulau kecil di dataran rendah - Mango dan Fonoi - menyusul penerbangan pengintaian yang mengkonfirmasi kerusakan properti yang substansial," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada AP.

Baca juga: 10 Negara Ini Bebas Covid-19, Tapi, Apakah Mereka Benar-benar Bebas?

Komunikasi terputus, membuat penilaian lengkap menjadi menantang. Samiuela Fonua, yang memimpin dewan di Tonga Cable Ltd., mengatakan kabel serat optik bawah air kemungkinan besar rusak selama letusan.

Fonua mengatakan setidaknya satu kali putus pada kabel, yang terletak di atas terumbu karang, akan membutuhkan waktu satu minggu untuk diperbaiki. Tetapi jika ada beberapa kabel yang putus maka butuh tiga minggu untuk membuat komunikasi berjalan.

Dujarric mengatakan Program Pangan Dunia PBB sedang mengembangkan metode untuk mengirimkan pasokan bantuan dan membantu memperbaiki jalur komunikasi.

"Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Pasifik memantau situasi dengan cermat dan siap memberikan dukungan jika diminta," kata juru bicara PBB Farhan Haq dalam sebuah pernyataan melansir Newsweek.

Militer Selandia Baru mengirimkan air bersih dan pasokan lainnya, tetapi abu yang menutupi landasan utama Tonga membuat pengiriman tertunda.

Baca juga: FOTO: Penampakan Tonga Sebelum dan Setelah Letusan Gunung Berapi, Kini Tertutup Abu Tebal

Para pejabat militer mengatakan mereka berharap lapangan terbang itu akan dibuka pada Rabu (19/1/2022) atau Kamis (20/1/2022), karena otoritas Tonga tidak ingin bantuan dikirim dengan penerjunan udara.

Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan negaranya mengirim makanan, air minum, peralatan pelindung diri dan persediaan lain yang diperlukan ketika penerbangan ke daerah itu dilanjutkan.

Di Tonga, tiga orang tewas, termasuk wanita Inggris Angela Glover, yang keluarganya mengatakan dia meninggal setelah tersapu oleh gelombang.

Menurut saudara laki-laki Glover, Nick Eleini, suaminya menemukan tubuhnya ketika mereka mencoba menyelamatkan anjing-anjing mereka.

Letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha’apai terdengar hingga Alaska, dna memicu tsunami dan gelombang di lautan, menyebabkan tumpahan minyak dan dua tenggelam di Peru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com