Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darurat Kesehatan Covid-19 Harusnya Bisa Berakhir Tahun Ini, WHO Ungkap Masalahnya

Kompas.com - 19/01/2022, 12:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

JENEWA, KOMPAS.com - Salah satu pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan periode pandemi virus corona terburuk dengan kematian, rawat inap, dan penguncian, seharusnya bisa berakhir tahun ini.

Tapi Dr Michael Ryan Kepala Kedaruratan WHO mengungkap ada masalah yang membuat kondisi itu sulit terjadi, yakti soal ketidakadilan besar dalam vaksinasi dan obat-obatan ditangani dengan cepat.

Baca juga: Hong Kong Akan Bunuh 2.000 Hewan Kecil, Termasuk Hamster dan Kelinci, karena Covid-19

“Kita mungkin tidak akan pernah mengakhiri virus” karena virus pandemi seperti itu “akhirnya menjadi bagian dari ekosistem,” ujarnya, berbicara selama diskusi panel tentang ketidakadilan vaksin yang diselenggarakan oleh Forum Ekonomi Dunia melansir AP pada Selasa (18/1/2022)

Tetapi “kita memiliki kesempatan untuk mengakhiri darurat kesehatan masyarakat tahun ini jika kita melakukan hal-hal yang telah kita bicarakan (akses ke vaksin),” katanya.

WHO telah mengecam ketidakseimbangan dalam vaksinasi Covid-19 antara negara-negara kaya dan miskin sebagai bencana kegagalan moral. Kurang dari 10 persen orang di negara berpenghasilan rendah telah menerima bahkan satu dosis vaksin Covid-19.

Ryan mengatakan dalam pertemuan virtual dengan para pemimpin dunia dan bisnis bahwa jika vaksin dan alat lain tidak dibagikan secara adil, tragedi virus, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 5,5 juta orang di seluruh dunia, akan terus berlanjut.

Baca juga: Brasil Catatkan Rekor Baru Kasus Covid-19 Harian, Capai 137.000 Kasus

“Yang perlu kita lakukan adalah menurunkan tingkat kejadian penyakit dengan vaksinasi maksimum pada populasi kita, jadi tidak ada yang harus mati,” kata Ryan.

“Masalahnya adalah: Kematian ini. Rawat inap ini. Gangguan sistem sosial, ekonomi, politik kitalah yang menyebabkan tragedi itu — bukan virusnya.”

Endemik tidak berarti baik

Ryan juga masuk ke dalam perdebatan yang berkembang tentang apakah Covid-19 harus dianggap endemik.

Label itu telah diserukan beberapa negara seperti Spanyol, untuk lebih mendorong hidup dengan virus. Artinya masih dalam pandemi, namun melibatkan langkah-langkah intensif yang diambil banyak negara untuk memerangi virus menyebar.

“Malaria endemik membunuh ratusan ribu orang; HIV endemik; kekerasan endemik di kota-kota terdalam kita. Endemik itu sendiri tidak berarti baik. Endemik berarti ada di sini selamanya," katanya.

Pejabat kesehatan masyarakat telah memperingatkan sangat tidak mungkin Covid-19 akan dihilangkan, dan mengatakan itu akan terus membunuh orang, meskipun pada tingkat yang jauh lebih rendah, bahkan setelah menjadi endemik.

Baca juga: Delegasi Indonesia Dilaporkan Kunjungi Israel untuk Belajar Tangani Covid-19, Ini Jawaban Kemenkes RI

Rekan panelis Gabriela Bucher, direktur eksekutif organisasi anti-kemiskinan Oxfam International, mengutip “urgensi besar” dari distribusi vaksin yang lebih adil dan kebutuhan untuk produksi skala besar.

Dia mengatakan sumber daya untuk memerangi pandemi sedang "ditimbun oleh beberapa perusahaan dan beberapa pemegang saham."

John Nkengasong, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, mengecam "kehancuran total kerja sama dan solidaritas global" selama dua tahun terakhir.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com