BENGALURU, KOMPAS.com - Ketika AH Almas, 18, dan dua temannya masuk ke kelas mereka pada suatu pagi di bulan Desember 2021, seorang guru langsung berteriak kepada mereka, “Keluar!”.
Diberitakan Al Jazeera, Selasa (18/1/2022), sejumlah mahasiswi Muslim tidak diizinkan untuk duduk di dalam kelas karena mereka mengenakan hijab atau jilbab.
“Ketika kami tiba di pintu kelas, guru mengatakan kami tidak bisa masuk dengan hijab,” kata Almas kepada Al Jazeera.
Baca juga: India Blokir Dana Asing untuk Badan Amal Bunda Teresa, Dianggap Jadi Hadiah Natal Terburuk
Almas mengatakan dosen atau gurunya meminta dirinya dan teman-temannya untuk melepaskan hijab jika ingin masuk ke kelas.
Sejak saat itu, sekelompok enam mahasiswa muslim di Perguruan Tinggi Pra-Universitas Negeri (Government PU College) untuk wanita di Udupi, kota di negara bagian Karnataka, India, tersebut dipaksa untuk duduk di luar kelas.
Pasalnya, administrasi perguruan tinggi menuduh mereka melanggar aturan karena hijab bukan bagian dari seragam.
Tetapi, gadis-gadis itu tetap berpegang teguh terhadap pendirian mereka.
Mereka mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jilbab adalah “bagian dari iman mereka” dan mempraktikkannya adalah “hak mereka yang dijamin oleh hukum”.
Mereka telah mempertahankan sikap menentang bahkan ketika pemerintah diduga menggunakan “taktik tekanan” untuk memaksa mereka menyerah.
Baca juga: Pria India Ciptakan Gambar Terbesar di Dunia, Luasnya Capai 629 Meter Persegi
Al Jazeera melaporkan gadis-gadis itu telah ditandai absen dari kelas mereka sejak 31 Desember 2021, bahkan ketika mereka mengatakan bahwa mereka akan tetap pergi ke kampus setiap hari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.