Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Gunung Meletus dan Tsunami, Tonga seperti "Permukaan Bulan"

Kompas.com - 17/01/2022, 08:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NUKU'ALOFA, KOMPAS.com – Setelah letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai disusul tsunami, negara Tonga seperti “permukaan bulan”.

Tsunami terjadi setelah gunung berapi bawah laut tersebut meletus pada Jumat (14/1/2022) malam waktu setempat. Letusan kedua terjadi Sabtu (15/1/2022) pukul 17.26 waktu setempat.

Penduduk setempat mengatakan, negara kepulauan tersebut kni tampak seperti permukaan bulan karena abu vulkanik dan kerusakan pasca-tsunami.

Baca juga: Separuh Dunia Terdampak, Kenapa Letusan Gunung Berapi Tonga Begitu Dahsyat?

Selain itu, air bersin di Tonga juga tercemar sebagaimana dilansir The Independent, Minggu (16/1/2022).

Selandia Baru mengirim pesawat ke Tonga untuk menilai kerusakan setelah citra satelit menangkap letusan gunung berapi yang mengirimkan gumpalan asap dan abu vulkanik ke udara.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, pasokan air menjadi sangat penting dan sangat dibutuhkan rakyat Tonga untuk saat ini.

Para ahli mengatakan, letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai memicu gempa magnitudo 7,4.

Baca juga: Profil Tonga, Negara Kecil di Pasifik yang Disapu Tsunami

Selain itu, letusan gunung juga memicu tsunami dengan gelombang setinggi 1,2 meter yang menghantam rumah-rumah di pantai Tonga.

Banyak warga Tonga meninggalkan daerah dataran rendah karena takut gelombang akan bertambah besar.

Listrik, internet, dan saluran telepon di Tonga terputus pada Sabtu, membuat komunikasi ke sana masih belum memungkinkan.

Kendati demikian, Ardern mengatakan beberapa pulau di Tonga sudah pulih dari pemadaman listrik dan jaringan komunikasi telah berfungsi.

Baca juga: Pasca-Tsunami Tonga, Terjadi Gelombang Pasang Kuat di Far North Selandia Baru


Sejauh ini, masih belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban karena ibu kota Tonga, Nuku'alofa, masih belum bisa dihubungi.

“Nuku’alofa tertutup gumpalan tebal debu vulkanik tetapi sebaliknya kondisinya tenang dan stabil,” kata Ardern.

“Ada bagian Tonga yang belum kami ketahui. Kami hanya belum menjalin komunikasi,” sambung Ardern.

Para ahli mengatakan, gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai jarang meletus. Namun sekalinya erupsi, gunung tersebut akan “bergejolak” selama beberapa pekan atau bahkan beberapa tahun.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com