Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kerusuhan Kazakhstan Versi Pemerintah: Penyebab Demo hingga Penetapan Hari Berkabung

Kompas.com - 11/01/2022, 14:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

NUR-SULTAN, KOMPAS.com – Kronologi kerusuhan Kazakhstan bisa disimak untuk mengetahui lebih dalam tentang fakta-fakta di balik kejadian tersebut.

Kerusuhan di Kazakhstan cukup menyita perhatian publik dunia belakangan ini.

Kerusuhan bahkan sempat membuat Presiden Kazakhstan mengumumkan kondisi darurat di negaranya.

Baca juga: Presiden Kazakhstan Sebut Kerusuhan adalah Upaya Kudeta

Berbagai media asing pun turut memberitakan kerusuhan yang terjadi di negara Asia Tengah yang kaya akan minyak itu.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah kronologi kerusuhan Kazakhstan versi Pemerintah Kazakhstan yang dijelaskan Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia, Daniyar Sarekenov melalui pernyataan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (11/1/2022):

1. Awal mula demonstrasi

Pada Minggu (2/1/2022), demonstrasi dalam rangka menentang kenaikan harga eceran untuk bahan bakar gas cair dimulai di wilayah Mangystau di Kazakhstan barat.

Para pengunjuk rasa menuntut pengurangan harga ke tingkat sebelumnya dan solusi dari sejumlah masalah sosial-ekonomi.

2. Instruksi Presiden

Atas instruksi Presiden, Pemerintah Republik Kazakhstan segera menanggapi tuntutan warga dan mengambil langkah-langkah untuk menurunkan harga gas, serta memberlakukan moratorium kenaikan harga untuk produk makanan, bahan bakar, dan utilitas yang penting secara sosial.

Baca juga: Suasana Kota Almaty Mirip Film tentang Kiamat Usai Kerusuhan Kazakhstan

3. Pengunjuk rasa ditahan lalu dibebaskan

Semua orang yang sebelumnya ditahan selama tindakan tidak sah kemudian dibebaskan.

4. Demonstrasi meluas

Setelah Pemerintah Kazakhstan mencoba memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa di kawasan Mangystau, demonstrasi dengan tuntutan serupa justru meluas di semua kota besar di Kazakhstan.

5. Presiden mendesak warga jangan terpengaruh provokasi

Pada tanggal 4 Januari 2022, Presiden Republik Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mendesak warga untuk tidak menyerah pada provokasi dengan latar belakang demonstrasi menentang kenaikan harga gas.

Presiden meminta warga untuk mengupayakan saling percaya dan dialog.

Presiden menginstruksikan Pemerintah Republik Kazakhstan dan otoritas lokal untuk menemukan solusi damai untuk masalah melalui dialog dengan semua pihak yang berkepentingan berdasarkan penghormatan terhadap hak dan kebebasan warga negara.

Baca juga: Kerusuhan Kazakhstan: Internet di Almaty Online Lagi Usai Mati 5 Hari

6. Konsep "Negara Pendengar"

Pemerintah Kazakhstan berupaya menunjukkan kemauan politik yang jelas dan keinginan untuk menyelesaikan perselisihan melalui dialog, yang menegaskan komitmen pihak berwenang terhadap konsep "Negara Pendengar".

7. Klaim Pemerintah soal unjuk rasa dimanfaatkan kelompok teroris

Sayangnya, Pemerintah Kazakhstan melihat aksi unjuk rasa di sejumlah kota besar dimanfaatkan oleh kelompok teroris, ekstremis, dan kriminal untuk memperkeruh situasi dan aksi kekerasan.

Berkenaan dengan itu, Presiden Kazakhstan memerintahkan untuk mengambil tindakan segera untuk mencegah kerusuhan dan memberlakukan keadaan darurat di seluruh negeri.

8. Respons Pemerintah 

Terlepas dari tindakan yang diambil, eskalasi kekerasan lebih lanjut yang dilakukan Pemerintah dipicu oleh serangan bersenjata besar-besaran terhadap institusi administratif, kantor polisi, pangkalan militer, warga sipil, termasuk pekerja medis, pemadam kebakaran, dan jurnalis.

Baca juga: Paus Fransiskus Berseru Hentikan Kerusuhan di Kazakhstan

9. Situasi mencekam di Kota Almaty

Pemerintah Kazakhstan menyatakan situasi paling sulit telah berkembang di kota Almaty, di mana teroris merebut kantor Walikota, kediaman lokal Presiden Republik Kazakhstan, departemen kepolisian kota, Komite Keamanan Nasional, Kantor Kejaksaan, studio sebuah sejumlah perusahaan TV dan radio.

Teroris juga telah merebut Bandara Internasional Almaty dengan pesawat lokal dan asing dengan penumpang di dalamnya.

10. Kazakhstan disebut jadi sasaran agresi bersenjata

Menurut Pemerintah, analisis situasi menunjukkan bahwa Kazakhstan menjadi sasaran agresi bersenjata oleh kelompok teroris yang terkoordinasi dengan baik yang dilatih di luar negeri.

Menurut data awal, ada orang-orang di antara para penyerang yang memiliki pengalaman berpartisipasi dalam pertempuran di "titik panas" di pihak kelompok Islam radikal.

Kelompok teroris muncul karena aktivasi yang disebut "sel tidur".

Sayangnya, lembaga penegak hukum Kazakhstan tidak siap untuk serangan besar-besaran dan terkoordinasi di berbagai wilayah negara secara bersamaan.

Baca juga: Korban Tewas Kerusuhan Kazakhstan Jadi 164 Orang, 2.200 Luka-luka Kebanyakan Aparat

11. Sebut pengunjuk rasa tidak ada niat untuk berunding

Sementara demonstrasi awal di Kazakhstan Barat berlangsung damai dan disertai dengan tuntutan sosial-ekonomi, para peserta kerusuhan massal berikutnya tidak mengajukan tuntutan ekonomi atau bahkan politik tertentu.

Mereka tidak berniat berunding dengan pihak berwenang, tetapi bertujuan untuk menggulingkan tatanan konstitusional dengan kekerasan.

12. Presiden perintahkan peluncuran operasi kontra-terorisme

Karena memburuknya situasi di negara, Presiden Tokayev kemudian mengambil alih jabatan Ketua Dewan Keamanan Republik Kazakhstan.

Pada Kamis (6/1/2022), Presiden memerintahkan peluncuran operasi kontra-terorisme di negara yang bertujuan untuk menghilangkan ancaman terhadap keamanan nasional dan melindungi kehidupan dan properti warga negara Kazakhstan.

Baca juga: Akar Kerusuhan Kazakhstan: 30 Tahun Pemerintahan Otokratik dan Hasil Ekonomi yang Tidak Merata

13. Permintaan pengiriram pasukan CSTO

Setelah menilai situasi secara obyektif, Presiden Republik Kazakhstan merasa harus mengajukan banding ke negara-negara anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) dengan permintaan untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian untuk membantu menstabilkan negara.

14. Dasar hukum penempatan pasukan CSTO

Dasar hukum penempatan Pasukan Penjaga Perdamaian Kolektif dari CSTO di Kazakhstan adalah Pasal 2 dan 4 Perjanjian Keamanan Kolektif, Perjanjian tentang Kegiatan Pemeliharaan Perdamaian dan permintaan Presiden Republik Kazakhstan untuk penyediaan bantuan yang diperlukan.

15. Mandat pasukan CSTO

Mandat pasukan penjaga perdamaian tersebut meliputi perlindungan fasilitas strategis dan membantu layanan penegakan hukum Kazakhstan.

Sementara, tindakan utama terhadap kelompok-kelompok teroris dilakukan oleh lembaga penegak hukum dan Angkatan Bersenjata Republik Kazakhstan.

Baca juga: Kerusuhan Kazakhstan Bikin Harga Minyak Melonjak, Sementara Uranium Tak Begitu Terpengaruh

16. Ada 2.500 prajurit pasukan CSTO yang dikerahkan di Kazakhstan

Saat ini, jumlah pasukan penjaga perdamaian dari semua negara anggota CSTO mencapai sekitar 2.500 orang yang tiba di Kazakhstan.

17. Pasukan CSTO hanya untuk sementara

Pasukan penjaga perdamaian kolektif dari CSTO tetap berada di wilayah Kazakhstan untuk sementara dan akan meninggalkan negara setelah stabilisasi situasi atas permintaan pertama dari pihak Kazakh.

18. Presiden bentuk kelompok investigasi

Presiden Tokayev telah menginstruksikan lembaga penegak hukum untuk membentuk kelompok investigasi untuk melakukan penyelidikan skala besar dan membawa semua yang bertanggung jawab ke pengadilan.

Hasil investigasi setelah selesai akan dipresentasikan kepada masyarakat internasional.

Baca juga: Kerusuhan di Kazakhstan, Lebih dari 5.000 Orang Sudah Ditangkap

19. Memastikan keamanan misi diplomatik

Pemerintah Kazakhstan telah memastikan keamanan dan perlindungan misi diplomatik asing di negara, serta personel dan properti perusahaan dan investor asing.

Situasi disebut akan segera stabil dan tidak akan ada perubahan dalam kebijakan ekonomi dan iklim investasi negara. Pemerintah berkomitmen akan tetap memenuhi semua kewajibannya.

20. Penyebab pembatasan akses internet 

Pembatasan sementara akses Internet di Kazakhstan disebabkan oleh operasi kontra-teroris untuk memblokir komunikasi antar anggota kelompok teroris.

21. Presiden serukan operasi kontra-terorisme akan terus berlanjut

Pada Jumat (7/1/2022), dalam pidatonya kepada rakyat Kazakhstan, Presiden Tokayev menyatakan bahwa operasi kontra-terorisme terus berlanjut di negara.

Polisi, Garda Nasional, dan Angkatan Bersenjata akan dikerahkan untuk melakukan tindakan besar-besaran dan terkoordinasi untuk menetralisir kelompok teroris dan kriminal.

22. Jaminan bagi pengunjuk rasa yang damai

Pemerintah Kazakhstan menegaskan, perlu dicatat bahwa pengunjuk rasa yang damai tidak menjadi sasaran penganiayaan apa pun.

Baca juga: Kerusuhan di Kazakhstan, KBRI Nur-Sultan Pastikan 140 WNI Aman

23. Imbauan untuk warga jaga persatuan

Pemerintah menyatakan penting untuk menekankan persatuan rakyat Kazakhstan pada saat yang sulit ini.

Warga diharapkan dapat mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Presiden Tokayev untuk memulihkan kehidupan yang damai dan memulai pembentukan regu rakyat untuk melindungi fasilitas sosial.

24. Serukan perlawanan terhadap teroris

Pemerintah Kazakstan menegaskan bahwa upaya yang selama ini dilakukan dalam kerusuhan Kazakhstan untuk membela demokrasi dan konstitusi dari radikal Islam dan teroris.

25. kerusuhan kali ini jadi tragedi besar

Pemerintah menyayangkan ada korban jiwa dalam kerusuhan di Kazakhstan kali ini, baik dari kalangan aparat penegak hukum, personil militer, maupun penduduk sipil.

Pemerintah menyebut kejadian ini adalah tragedi besar bagi mereka, kerabat para korban, dan seluruh rakyat Kazakhstan.

26. Penetapan hari berkabung nasional

Akibat banyaknya korban jiwa akibat peristiwa tragis kerusuhan di Kazakhstan di sejumlah wilayah negara tersebut, Presiden Tokayev Kazakhstan telah menyatakan 10 Januari 2022 sebagai hari berkabung nasional.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com