Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri “Gerbang Neraka” Turkmenistan yang Membara Selama Beberapa Dekade

Kompas.com - 09/01/2022, 19:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber The Sun

ASHKHABAD, KOMPAS.com - Sebuah kawah Darvaza yang dijuluki "Gerbang Neraka" Turkmenistan akan dipadamkan setelah mengeluarkan menyala selama beberapa dekade.

Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov menuntut para pejabat memadamkan api di kawah gas Darvaza di tengah gurun Karakum yang luas.

Baca juga: Kawah Hasil Ledakan di Beirut, Lebanon, Sedalam 43 Meter

Pada 2010, Berdymukhamedov juga memerintahkan para ahli untuk menemukan cara memadamkan api, yang telah berkobar sejak operasi pengeboran Soviet gagal pada 1971. Tapi usaha ini gagal.

Diktator Turkmenistan itu sekarang kembali menuntut kawah yang berapi-api itu dipadamkan, karena dinilai "berdampak negatif baik terhadap lingkungan maupun kesehatan orang-orang yang tinggal di dekatnya".

"Kami kehilangan sumber daya alam yang berharga yang seharusnya bisa memberi keuntungan signifikan dan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat kami," katanya dalam sambutan yang disiarkan televisi melansir The Sun pada Jumat (8/1/2022).

Baca juga: 10 Letusan Gunung Api Terbesar di Dunia, Ada 2 dari Indonesia

Asal-usul “Gerbang Neraka”

Kawah gas Darvaza yang berapi-api terletak di Gurun Karakum dan asal-usulnya tetap menjadi misteri.

Situs yang juga dikenal sebagai "Gerbang Neraka" ini adalah ladang gas alam yang runtuh menjadi kawah di desa Darvanza.

Tidak ada catatan pasti tentang bagaimana kawah yang terbakar itu awalnya terbentuk. Tapi, teori paling populer menunjukkan bahwa itu terbentuk pada 1971, ketika Turkmenistan masih di bawah kekuasaan Soviet.

Menurut teori itu, ahli geologi menabrak kantong cadangan gas alam bawah tanah saat sedang mengebor minyak dan menyebabkan permukaan tanahnya runtuh.

Diyakini bahwa untuk mencegah penyebaran metana, mereka membakarnya. Tapi api terus menyala sejak saat itu.

Pada 2013, Kawah itu ditampilkan dalam sebuah episode serial National Geographic Channel, "Die Trying".

Penjelajah Kanada George Kourounis adalah orang pertama yang turun ke lubang api sedalam 100 kaki (30 meter), tapi tetap tidak dapat menjelaskan asal usul lubang itu.

Baca juga: Putin Peringatkan Presiden Belarus soal Ancaman Blokir Gas ke Uni Eropa

Terbakar selama beberapa dekade

Pada saat itu, dia mengatakan kawah itu tampak seperti "gunung berapi di tengah padang pasir". Dia pun merasa "sedikit seperti kentang panggang," menurut National Geographic.

Menurutnya kawah itu terbakar dengan nyala api yang sangat besar seperti ada banyak api di bawah sana.

Panasnya tak tertahankan, apalagi ketika ada hembusan angin. Sementara itu ada ribuan api kecil di sekitar tepi hingga ke tengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com