Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Teror di Pakistan Meningkat Sejak Taliban Kuasai Afghanistan

Kompas.com - 07/01/2022, 00:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Pakistan mencatat lonjakan angka tindak terorisme sebesar 56 persen pada 2021, menyusul masa tenang di tahun-tahun sebelumnya. Fenomena ini dipicu pergantian rezim di Afghanistan yang ironisnya ikut direstui Islamabad.

Kesimpulan tersebut dicetuskan Institut Studi Konflik dan Keamanan Pakistan (PICSS) dalam laporan terbarunya. Studi yang dipublikasikan pada Selasa (4/1/2022) itu, mencatat setidaknya 194 serangan teror selama tahun 2021.

Pola tindak terorisme mencakup serangan bom bunuh diri, pengeboman, atau serangan bersenjata terhadap aparat keamanan. Pada 2020, jumlah serangan teror di Pakistan mencapai 188 kasus, klaim PICSS.

Baca juga: India Beli Rafale, Pakistan Panas lalu Borong 25 Jet Tempur J-10C Buatan China

Kenaikan tren serangan teror di Pakistan sudah dicatat sejak 2014, ketika aparat keamanan melancarkan operasi militer terhadap milisi bersenjata bentukan Al-Qaeda dan Taliban, menurut Otoritas Penanggulangan Terorisme Nasional (NCTA).

Setidaknya 395 orang, lebih dari separuhnya merupakan serdadu atau polisi, tewas dalam serangan teror selama 2021.

Tren ini terutama bisa dilacak di kawasan perbatasan dengan Afghanistan. Menyusul kejatuhan Kabul ke tangan Taliban, insiden teror di Provinsi Balochistan, Pakistan, meningkat lebih dari 90 persen selama 2021, dibandingkan tahun sebelumnya, catat departemen dalam negeri di ibu kota provinsi, Quetta.

Menurut data tersebut, sepanjang 2021 sebanyak 130 orang meninggal dunia dalam 137 insiden teror di Balochistan.

"Frekuensi serangan-serangan kecil meningkat drastis dalam beberapa bulan terakhir,” kata analis keamanan Pakistan, Amir Rana, kepada dpa. Di Balochistan yang menjadi medan perang separatisme, penyelundupan senjata dan gerilayawan tempur dari Afghanistan merupakan kekhawatiran utama.

Baca juga: Pejabat Pakistan Sebut Pemerintahan Taliban Rezim Ekstrimis

Perpanjangan tangan Taliban

Namun demikian, ancaman terbesar bagi keamanan Pakistan saat ini diyakini berasal dari kelompok Tehrek-I Taliban Pakistan (TTP). Menurut PICSS, kelompok ini bertanggung jawab atas mayoritas serangan teror pada 2021.

Meski berbagi ideologi, TTP memiliki struktur organisasi yang terpisah dari Taliban Afghanistan. Menurut analis keamanan Pakistan, Fida Khan, kebangkitan TTP terinspirasi oleh kemenangan Taliban di negeri jiran.

"Hal ini seharusnya dianggap sebagai tanda peringatan, bahwa militan di Islamabad bisa menyebar ke bagian lain, ke Asia Selatan atau Tengah, terutama setelah pendudukan Kabul oleh Taliban,” katanya.

Sejak kejatuhan Kabul, TTP menggandakan serangan di Pakistan. "Para gerilayawan merasa lebih aman setelah Taliban menguasai Kabul, mereka kini bisa bergerak bebas di Afghanistan,” kata seorang pejuang TTP kepada AFP.

Baca juga: Ledakan di Cabang Bank Pakistan, 15 Orang Tewas

"Mereka tidak lagi perlu mengkhawatirkan serangan drone AS. Dan mereka bisa bertemu atau berkomunikasi dengan lebih mudah,” imbuhnya.

Bagi Islamabad, salah satu strategi meredam ancaman TTP adalah dengan mengakomodasi kelompok ekstremis Islam tersebut. TTP sempat menyepakati gencatan senjata dengan Pakistan, dengan imbalan pembebasan 100 orang gerilayawannya.

Kebijakan itu dikritik sebaga langkah politik untuk mengamankan dukungan kelompok pemilih konservatif. Tapi meski berpotensi memicu konflik dengan militer, sikap pemerintah tidak berubah.

"Mereka yang ingin kembali dan menghormati hukum serta konstitusi kita, kita ingin memberikan mereka kesempatan kedua,” kata Fawad

Rasa percaya diri yang tinggi Taliban Pakistan terlihat sejak Oktober 2021, ketika pemimpin TTP, Noor Wali Mehsud, keluar dari persembunyiannya dan membaur dengan masyarakat biasa, serta terlihat berpidato di depan khalayak ramai. Hal ini dianggap mustahil hingga beberapa bulan lalu.

Baca juga: Video Viral Masinis Pakistan Setop Kereta Api Hanya untuk Beli Yoghurt

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com