BERLIN, KOMPAS.com - Pemerintah Jerman mengatakan bahwa mereka menganggap energi nuklir berbahaya, dan menolak proposal Uni Eropa (UE) untuk membiarkan teknologi itu menjadi bagian dari rencana masa depan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Jerman bersiap mematikan tiga pembangkit tenaga nuklir yang tersisa pada akhir 2022, dan menghapus batubara pada 2030.
Baca juga: Jerman Resmi Tutup Tiga dari Enam Pembangkit Nuklir yang Tersisa
Sedangkan tetangganya Perancis bertujuan untuk memodernisasi reaktor yang ada, dan membangun yang baru untuk memenuhi kebutuhan energi masa depan.
Berlin berencana untuk sangat bergantung pada gas alam, sampai dapat mengganti prosuksi dayanya dari sumber enegi yang tidak menimbulkan polusi.
Jalan berlawanan yang diambil oleh dua ekonomi terbesar UE telah menimbulkan situasi canggung bagi Komisi eksekutif blok tersebut.
Rancangan rencana Uni Eropa yang dilihat AP, menyimpulkan bahwa baik energi nuklir dan gas alam dalam kondisi tertentu dapat dianggap berkelanjutan untuk tujuan investasi.
"Kami menganggap teknologi nuklir berbahaya," Juru Bicara Pemerintah Jerman Steffen Hebestreit mengatakan kepada wartawan di Berlin melansir AP pada Senin (3/1/2022).
Pihaknya menekankan soal pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan dengan limbah radioaktif, yang akan bertahan selama ribuan generasi, masih belum terjawab.
Baca juga: Uni Eropa Berencana Labeli Nuklir dan Gas Alam Sebagai Investasi Hijau
Hebestreit menambahkan bahwa Jerman "dengan tegas menolak" penilaian UE tentang energi atom dan telah berulang kali menyatakan posisi ini terhadap komisi tersebut.
Jerman sekarang sedang mempertimbangkan langkah selanjutnya mengenai masalah ini, katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.