HONG KONG, KOMPAS.com – Sebuah situs berita online independen di Hong Kong, Citizen News memutuskan untuk berhenti beroperasi di tengah memburuknya kebebasan pers di negara tersebut.
Keputusan ini diketahui muncul hanya selang beberapa hari setelah polisi menggerebek dan menangkap tujuh pekerja media di media Stand News.
Stand News adalah sebuah situs berita pro-demokrasi terkemuka di Hong Kong yang telah ditutup pada pekan lalu setelah 200-an polisi menggerebek ruang redaksi mereka, membekakukan asetnnya dan menangkap sejumlah karyawan maupun mantan karyawan karena dicurigai bersekongkol untuk menerbitkan materi hasutan.
Baca juga: Polisi Hong Kong Tangkap 6 Pekerja Media Pro-Demokrasi Stand News
Pada Minggu (2/1/2022), Citizen News mengatakan bahwa pihaknya akan menghentikan operasi mulai Selasa (4/1/2022).
Dikutip dari Reuters, Senin (3/1/2022), portal berita Citizen News memutuskan untuk menghentikan operasinya karena menghadapi lingkungan media yang memburuk di kota yang diperintah China dan untuk memastikan keselamatan stafnya.
"Keputusan itu dibuat dalam waktu singkat. Titik pemicunya adalah nasib Stand News," kata Chris Yeung, Kepala Editor di Citizen News yang juga menjadi mantan presiden Asosiasi Jurnalis Hong Kong.
Didirikan pada 2017, Citizen News menggambarkan dirinya sebagai media independen, tanpa afiliasi partai dan mempromosikan kebebasan, keterbukaan, keragaman dan inklusi.
Citizen News kini memiliki lebih kurang 40 karyawan.
Ketika kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997, pemerintah Hong Kong sebenarnya pernah berjanji akan memberikan hak-hak individu yang luas, termasuk kebebasan pers, akan dilindungi.
Baca juga: Tiga Monumen Pembantaian Tiananmen di Hong Kong Dihilangkan
Namun, aktivis pro-demokrasi dan kelompok hak asasi mengatakan kebebasan telah terkikis, khususnya sejak Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong pada tahun 2020.
Pemerintah Hong Kong pun membantah menargetkan media dan membatasi kebebasan di pusat keuangan global.
Sebelum Stand News, surat kabar pro-demokrasi lainnya di Hongkong, Apple Daily milik taipan Jimmy Lay malah lebih dulu ditutup pada Juni 2021.
Apple Daily terpaksa ditutup setelah 26 tahun beroperasi usai menjadi sasaran tindakan keras UU Keamanan Nasional Hong Kong.
"Yang berubah bukan kami, tapi lingkungan luar," kata Pemimpin Redaksi Citizen News Daisy Li kepada wartawan.
Baca juga: 19 Desember 1984: Deklarasi Bersama China-Britania, Sepakati Masa Depan Hong Kong
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.