Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP INTERNASIONAL FEBRUARI 2021: Kudeta Myanmar | Penyelidikan WHO di Wuhan

Kompas.com - 31/12/2021, 08:28 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Februari 2021 dibuka dengan berita kudeta Myanmar. Junta militer menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi, mengakhiri 10 tahun masa demokrasi singkat negara itu.

Pada bulan yang sama, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengutus tim untuk menyelidiki asal-usul Covid-19 di Wuhan, China.

Sementara itu, pada pertengahan bulan terjadi kecelakaan BMW Singapura yang menewaskan 5 orang, dan menjadi insiden jalan raya terparah di negara itu.

Baca juga: KALEIDOSKOP INTERNASIONAL JANUARI 2021: Jack Ma Hilang | Penyerbuan Capitol Hill

Berikut adalah rangkuman kaleidoskop internasional Februari 2021.

Para pedemo Myanmar berlindung di balik tameng dadakan, untuk menghindari tembakan polisi dalam demo anti-kudeta di kotapraja Hlaing Tharyar, Yangon, Minggu (14/3/2021).STR/AFP Para pedemo Myanmar berlindung di balik tameng dadakan, untuk menghindari tembakan polisi dalam demo anti-kudeta di kotapraja Hlaing Tharyar, Yangon, Minggu (14/3/2021).
1. Kudeta Myanmar

Junta militer Myanmar melakukan kudeta pemerintahan dengan menangkap para pemimpin sipil seperti Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint dalam penyerbuan yang berlangsung pagi buta.

Penangkapan mereka terjadi sebelum parlemen menggelar pertemuan perdana, pasca-pemilihan umum pada November 2020.

Militer mengeklaim menemukan lebih dari 10 juta pelanggaran suara, dan meminta komisi pemilu untuk melakukan pencocokan dengan temuan tersebut.

Setelah menangkap sejumlah pemimpin sipil, militer mengumumkan keadaan darurat dan bakal berkuasa selama satu tahun.

Sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1948, Myanmar yang dulunya bernama Burma sebagian besar sejarahnya dikuasai militer.

Kudeta Myanmar hingga akhir 2021 menewaskan lebih dari 1.300 orang akibat tindakan keras dari aparat keamanan, dan tak kurang dari 11.000 warga ditahan.

Baca juga: 100 Hari Kudeta Myanmar: Rangkuman Peristiwa dan Perkembangan Terkini

Sidang Aung San Suu Kyi

Kabar terbaru dari Aung San Suu Kyi, perempuan 76 tahun itu sempat divonis empat tahun penjara lalu dikurangi menjadi dua tahun.

Dia "diampuni" sebagian oleh kepala junta Myanmar beberapa jam setelah putusan pertama pengadilan pada Senin (6/12/2021).

Namun, Suu Kyi tetap dinyatakan bersalah atas hasutan melawan militer dan melanggar aturan Covid-19.

Aung San Suu Kyi dijatuhi serangkaian tuduhan, termasuk melanggar undang-undang rahasia resmi, mengimpor walkie-talkie secara ilegal, penipuan dalam pemilu, dan terancam hukuman penjara puluhan tahun jika terbukti bersalah atas semua tuduhan.

Sidang Suu Kyi atas kepemilikan walki-talkie ditunda pada Selasa (28/12/2021).

Baca juga: Berbulan-bulan Kudeta Myanmar, Apa Kabar Aung San Suu Kyi?

Jurnalis dan personel keamanan berkumpul di dekat pintu masuk Institut Virologi Wuhan setelah kunjungan tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Wuhan di provinsi Hubei China pada Rabu, 3 Februari 2021. AP Photo / Ng Han Guan Jurnalis dan personel keamanan berkumpul di dekat pintu masuk Institut Virologi Wuhan setelah kunjungan tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Wuhan di provinsi Hubei China pada Rabu, 3 Februari 2021.
2. Penyelidikan WHO di Wuhan

Tim WHO mengunjungi Wuhan, China, untuk menyelidiki asal-usul Covid-19 pada awal Februari 2021.

Setelah dari Pasar Seafood Huanan, agenda tim WHO selanjutnya adalah berkunjung ke Institut Virologi Wuhan, tempat Covid-19 diyakini bocor.

Pakar WHO berada di dalam institut virologi di Wuhan selama hampir empat jam sebelum akhirnya pergi tanpa memberikan pernyataan kepada media yang menunggu di luar.

Menurut media Global Times yang dikelola pemerintah China, tim tersebut juga mengunjungi laboratorium P4 di Wuhan.

Laboratorium itu merupakan laboratorium berkeamanan maksimum pertama di Asia yang dilengkapi untuk menangani patogen Kelas 4 (P4) seperti Ebola.

Ada spekulasi di awal pandemi bahwa virus tersebut bisa saja bocor secara tidak sengaja dari laboratorium di Wuhan meski tidak ada bukti yang mendukung teori itu.

Namun, tim WHO tidak menemukan jawabab apa pun soal asal-usul Covid-19 di Wuhan.

Pakar luar negeri WHO Peter Ben Embarek mengatakan, identifikasi hewan masih dalam proses dan tidak adanya kelelawar di Wuhan mengurangi kemungkinan penularan langsung ke manusia.

Kemungkinan besar berasal dari spesies perantara, katanya, dan mendukung klaim China bahwa bahwa tak ada bukti terjadi wabah besar di Wuhan sebelum Desember 2019, bulan pertama tercatatnya kasus virus corona jenis baru.

Tim WHO menghabiskan satu bulan di China termasuk dua minggu dalam karantina.

Baca juga: Asal-usul Covid-19: WHO Mengaku Tim di Wuhan Kesulitan Dapat Akses Data dari China

Petugas keamanan menggoyang tangga yang dipakai seorang fotografer untuk memotret tim WHO di pasar seafood Huanan di Wuhan, China, pada Minggu (31/1/2021) dan memintanya turun.AFP PHOTO/HECTOR RETAMAL Petugas keamanan menggoyang tangga yang dipakai seorang fotografer untuk memotret tim WHO di pasar seafood Huanan di Wuhan, China, pada Minggu (31/1/2021) dan memintanya turun.
Penyelidikan WHO picu amarah

Kemarahan muncul terhadap hasil penyelidikan WHO yang dituduh "menutupi" asal-usul Covid-19 di China, karena disebutkan virus corona tidak berasal dari pasar makanan laut atau dari kebocoran laboratorium di Wuhan.

Melansir The Sun pada Selasa (9/2/2021), temuan WHO disebut banyak mendukung klaim China bahwa virus corona mungkin berasal dari luar perbatasannya dan penyangkalan berulang atas kecelakaan laboratorium.

WHO menyimpulkan bahwa virus kemungkinan berpindah ke manusia dari hewan, tetapi sekarang pertanyaannya adalah di mana hal ini terjadi karena ada keraguan terhadap pasar makanan laut sebagai sumber penularan aslinya.

Tim juga mengakui virus itu mungkin telah beredar di wilayah lain di China beberapa pekan sebelum diidentifikasi, ketika menyebar di pasar makanan laut di Wuhan.

Menurut laporan, tim WHO hanya menghabiskan waktu satu jam di pasar makanan laut di Wuhan, di mana banyak kelompok infeksi pertama yang dilaporkan muncul lebih dari setahun yang lalu.

Baca juga: Hasil Penyelidikan WHO tentang Asal-usul Covid-19 Picu Amarah, Kenapa?

Tangkapan layar dari video yang menampilkan bangkai mobil sedan BMW putih, yang terbakar dan meledak dalam kecelakaan maut di Tanjong Pagar, Singapura, pada Sabtu (13/2/2021). Kecelakaan tunggal ini menewaskan semua 5 orang di dalam mobil.FACEBOOK ???????? We are Malaysians Tangkapan layar dari video yang menampilkan bangkai mobil sedan BMW putih, yang terbakar dan meledak dalam kecelakaan maut di Tanjong Pagar, Singapura, pada Sabtu (13/2/2021). Kecelakaan tunggal ini menewaskan semua 5 orang di dalam mobil.
3. Kecelakaan BMW Singapura

Singapura digemparkan oleh kecelakaan maut yang menimpa sebuah mobil sedan BMW M4, Sabtu subuh (13/2/2021), pukul 5.40 pagi waktu setempat.

Pengemudi BMW yang tewas diidentifikasi bernama Jonathan Long yang berumur 29 tahun. Empat korban tewas lainnya merupakan teman-temannya, masing-masing adalah Eugene Yap (29), Gary Wong Hong Chieh (29), Elvin Tan Yong Hao (28), dan Teo Qi Xiang (26).

Kelima korban diketahui saling berkaitan melalui tempat mereka bekerja sebagai penasihat keuangan di Aviva Financial Advisers.

Sementara itu, seorang wanita yang ditelusuri adalah pacar dari Jonathan yaitu Raybe Oh Siew Huey, berada dalam kondisi kritis di ruang perawatan intensif (ICU) Singapore General Hospital (SGH)

Wanita berusia 26 tahun itu mengalami luka bakar 80 persen setelah mencoba menolong Jonathan dan teman-temannya.

Raybe Oh, kekasih Jonathan Long korban kecelakaan maut BMW Singapura, saat bernyanyi di pertunjukan Getai yang dihelat pada 25 Februari 2018 di Singapura.MICHAEL TAY PHOTOGRAPHY Raybe Oh, kekasih Jonathan Long korban kecelakaan maut BMW Singapura, saat bernyanyi di pertunjukan Getai yang dihelat pada 25 Februari 2018 di Singapura.
Detik-detik kecelakaan BMW Singapura terekam CCTV

Sebelum kecelakaan terjadi The Straits Times melaporkan, sedan BMW M4 Coupe berwarna putih itu telah lalu lalang sebanyak tiga kali di Jalan Tanjong Pagar, lokasi terjadinya kecelakaan.

Kemudian BMW itu berputar-putar tidak terkendali pada pukul 5.41 detik ke 21, sebelum menabrak sebuah rumah toko (ruko) antik di unit nomor 37 pada detik ke 26.

Lampu depan BMW itu masih menyala berkedip selama 15 detik setelah menghantam ruko yang sebelumnya dihuni oleh kafe bernama Five Oars Coffee Roaster.

Pada pukul 5.41 detik 41, mobil meledak diikuti oleh amukan si jago merah.

18 detik kemudian sebuah mobil berwarna putih berhenti. Raybe dan seorang pria yang diduga temannya berlari menuju ke lokasi kecelakaan.

Pria bersangkutan langsung mundur saat menyadari api yang sangat besar, tetapi Raybe dengan berani terus menerobos nyala api yang melalap BMW itu.

Baca juga: Kecelakaan Maut BMW yang Hebohkan Singapura, Ini Kronologi dan Faktanya

Raybe dalam keadaan sadar saat dilarikan ke SGH. Mantan pramugari maskapai Singapore Airlines dan penyanyi lagu dialek Tionghoa ini dikabarkan sedang mempersiapkan pernikahan dengan Jonathan.

Mereka sudah membeli sebuah rumah susun sebagai tempat tinggal kelak. Namun, rencana ini buyar karena kecelakaan yang mencatatkan korban jiwa tertinggi di Singapura dalam satu dekade terakhir itu.

Raybe Oh keluar dari ICU SGH pada Kamis (26/2/2021), 10 hari setelah dirawat intensif akibat luka bakar 80 persen.

“Kondisinya stabil dan membaik.” tutur PeiFen, teman Raybe yang juga sesama penyanyi lagu dialek Tionghoa atau getai, kepada Kompas.com.

PeiFen mengonfirmasi kebenaran kabar yang beredar bahwa Raybe menjalani operasi skin graft atau cangkok kulit.

Baca juga: Cerita Momen Janggal Sebelum Kecelakaan Maut BMW Singapura

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com