Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Pencurian Gaya "Flash Mob" di AS, Maling Ramai-ramai Jarah Toko Mewah

Kompas.com - 21/12/2021, 10:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: VOA Indonesia

 

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pencurian bergaya flash mob berupa pencuri yang ramai-ramai menjarah toko-toko barang mewah sedang marak terjadi di Amerika Serikat (AS) jelang musim belanja liburan.

Dikutip dari video yang diunggah VOA Indonesia pada Selasa (21/12/2021), pencurian gaya flash mob ini terekam kamera CCTV toko di Chicago, Los Angeles, San Francisco, juga kawasan sekitarnya.

Kemudian, melansir The Mercury News pada Minggu (19/12/2021), saat akhir pekan Thanksgiving ada 20 orang yang menyerbu toko Nordstrom di pusat perbelanjaan The Grove.

Baca juga: Pergoki Maling Beraksi, Juragan Restoran Merasa Kasihan dan Membiarkannya Pergi

Mereka memakai palu untuk memecahkan jendela toko, dan mencuri barang-barang senilai ribuan dollar AS (belasan hingga puluhan jutaan rupiah).

Beberapa hari kemudian, sekelompok pencuri menjebol mal Westfield Topanga di Canoga Park, dengan menyerang sekuriti dan membawa kabur barang-barang senilai 25.000 dollar AS (Rp 359 juta).

Home Depot di Lakewood juga sempat menjadi sasaran pencurian bulan lalu, ketika sekelompok orang yang sedikitnya terdiri dari delapan pria muda masuk ke toko menggunakan palu, linggis, dan kunci pas, menurut laporan Los Angeles County Sheriff's Department.

Sejumlah pencurian dengan cara yang sama dilaporkan terjadi setelah tindakan kriminal ini ramai diberitakan.

Akibatnya, menurut laporan VOA Indonesia, sejumlah jendela toko kini ditutup dengan papan kayu, dan semakin banyak polisi yang dikerahkan ke jalan.

Baca juga: Polisi AS Tembak Pencuri di Kursi Roda 9 Kali hingga Tewas

"Kami harus beraksi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Mereka berhenti di satu toko, memecahkan jendela, masuk dan mengambil sebanyak yang mereka bisa bawa," ujar Kepala Kepolisian San Francisco, William Scott.

Para pekerja dan pembelanja pun kini turut khawatir.

"Aksi kriminal retail terorganisasi sudah menjadi isu yang kami hadapi selama beberapa tahun. Ini bukan hal baru, tetapi biasanya bukan kekerasan seperti ini. Siang bolong dengan pelanggan dan pekerja masih di dalam toko, ini jadi semakin serius," terang Presiden California Retailers Association, Rachel Michelin.

Ia curiga aksi kriminal ini berakar pada gembong yang merekrut anak muda via media sosial.

"(Gembong) membayar mereka dengan uang. 'Hei, kami akan bayar beberapa ratus dollar, kami perlu kamu mencuri beberapa barang ini. Ambil sedikit buat kamu, sisanya buat kami'. Barang-barang itu akan mereka jual lagi."

Barang-barang curian itu sering kali dijual secara online. Michelin lalu menganjurkan warga waspada saat berbelanja online.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com