PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim menghadapi krisis terbesar sejak memimpin Pakatan Harapan.
Koalisi oposisi Malaysia terpuruk di dua pemilihan parlemen negara bagian yang digelar dalam selang sebulan.
Di negara bagian Melaka, Pakatan kehilangan 10 dari 15 kursi.
Baca juga: Kembali Gagal Jadi PM Malaysia, Bagaimana Masa Depan Politik Anwar Ibrahim?
Hasil pemilihan di Sarawak pada Sabtu (18/12/2021) malahan jauh lebih buruk. Pakatan hampir tergusur dari kancah politik negara bagian di Borneo itu setelah hanya mampu memenangi dua kursi.
Posisi Anwar Ibrahim semakin goyah setelah partai pimpinannya, Partai Keadilan Rakyat (PKR) tidak berdaya di Melaka dan Sarawak. PKR pulang dengan tangan hampa setelah gagal memenangi satu pun kursi di kedua negara bagian itu.
Pakatan tertolong oleh Partai Aksi Demokratik (DAP). Partai yang identik didukung oleh pemilih Tionghoa-Malaysia itu masih berhasil memenangi sejumlah kursi.
Itupun DAP kehilangan hampir satu lusin kursi setelah pemilih yang loyal terhadap partai memilih golput.
Baca juga: Mahathir Gabung Anwar Ibrahim Tuntut Muhyiddin Lengser dari Kursi PM Malaysia
Sejak kehilangan kekuasaan pada Februari 2020, popularitas Pakatan Harapan terus merosot tajam.
Koalisi yang memimpin Malaysia selama 22 bulan itu kehilangan arah politik dan gagal menawarkan solusi-solusi politik yang konkrit kepada pemilih Malaysia.
Anwar dinilai lebih sibuk memprioritaskan mimpi politik puluhan tahunnya untuk menjadi perdana menteri Malaysia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.