MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengirim sepasang pembom jarak jauh berkemampuan nuklir untuk berpatroli di langit Belarus pada Sabtu (18/12/2021).
Misi ini dimaksudkan untuk menekankan hubungan pertahanan yang erat antara kedua sekutu, di tengah ketegangan dengan Barat.
Baca juga: Jika Ukraina Diserang Rusia, Sangat Tak Mungkin Inggris Kirim Pasukan
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dua pesawat pembom serangan strategis Tu-22M3 berlatih “melakukan tugas bersama dengan angkatan udara dan pertahanan udara Belarusia.”
Jet tempur Su-30 yang dipasok Rusia ke Belarus mengawal para pembom.
Patroli empat jam pada Sabtu (18/12/2021) menandai misi ketiga Rusia di Belarus sejak bulan lalu dan berlangsung di tengah kekhawatiran Barat atas penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina.
Moskwa membantah menyembunyikan rencana untuk menyerang Ukraina, dan menekan Amerika Serikat untuk jaminan keamanan yang akan mengecualikan NATO memperluas ke Ukraina atau menyebarkan senjata di sana.
AS dan sekutunya hampir pasti menolak tuntutan Moskwa.
Baca juga: Biden: Rusia Akan Membayar Harga yang Mengerikan Jika Serang Ukraina
Beberapa pejabat Ukraina telah menyuarakan keprihatinan, Rusia mungkin menggunakan Belarus sebagai pangkalan untuk menyerang negara mereka dari utara.
Di tengah ketegangannya sendiri dengan Uni Eropa, Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan bulan lalu bahwa negaranya akan siap menjadi tuan rumah senjata nuklir Rusia.
Uni Eropa menuduh Lukashenko yang otoriter mendorong para migran dan pengungsi, untuk menggunakan negaranya sebagai pintu belakang untuk secara ilegal memasuki negara-negara tetangga anggota Uni Eropa: Polandia, Lithuania dan Latvia.
Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap pemerintah Lukashenko karena tindakan kerasnya terhadap perbedaan pendapat internal setelah pemilihan kembali Lukashenko pada 2020 yang disengketakan.
Pemimpin Belaru itu tidak akan merinci senjata Rusia seperti apa yang bersedia diakomodasi oleh Belarus. Tapi dia mencatat bahwa negara bekas Soviet itu telah dengan hati-hati memelihara infrastruktur militer yang diperlukan sejak zaman Uni Soviet.
Baca juga: Tentara Ukraina Tewas Saat Bertempur Lawan Separatis Pro-Rusia, Ketegangan dengan Moskwa Meningkat
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menggambarkan tawaran Lukashenko sebagai "peringatan serius yang didorong oleh kebijakan Barat yang sembrono."
Diplomat top Belarus, Vladimir Makei, mendukung pernyataan Lukashenko dalam sebuah wawancara yang dirilis Sabtu (18/12/2021).
Dia mengatakan Belarus bisa setuju untuk menjadi tuan rumah senjata nuklir, sebagai bagian dari tanggapannya terhadap kemungkinan kegiatan NATO di Polandia.
Menggemakan kekhawatiran Rusia tentang hubungan yang tumbuh antara Ukraina dan NATO, Makei mengatakan aliansi militer Barat membuat Ukraina menjadi "jembatan melawan Rusia."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.