Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Kim Jong Il, Pewaris Takhta Pemimpin Agung Korea Utara

Kompas.com - 18/12/2021, 12:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Menengok sejarah Korea Utara ke belakang, pastilah ada nama Kim Jong Il.

Dia dikenal sebagai Pemimpin Tertinggi kedua Korea Utara (Korut) yang berkuasa dari 1994 hingga 2011.

Selama masa pemerintahannya, Korut mengalami kelaparan hebat dari 1994-1998, dan mengakibatkan korban tewas antara 240.000 hingga 3,5 juta orang.

Sebuah prestasi yang luar biasa. Mumpuni lagi sedih.

Baca juga: Korea Utara Larang Warganya Tertawa selama Peringatan Kematian Kim Jong Il

Korut juga mencatat rendahnya penegakan hak asasi, ditambah dengan kebijakannya memperkuat militer melalui Songun.

Sebagai Pemimpin Tertinggi, Kim memperoleh gelar "Pemimpin Tersayang" untuk membedakan dari sang ayah sekaligus Pendiri Korut Kim Il Sung sebagai "Pemimpin Agung".

Lalu, bagaimana kisah Kim Jong Il bisa jadi pemimpin tertinggi Korut?

Marxist Sejak Dini

Pria kelahiran 16 Februari 1942 di Vyatskoye, Uni Soviet, ini punya nama Rusia Yuri Irsenovich Kim.

Biografi resmi Korut menyatakan, Kim lahir di sebuah kamp rahasia di Gunung Paektu, Provinsi Ryanggang, yang berbatasan dengan China.

Baca juga: 10 Tahun Kematian Kim Jong Il dan Warisan Brutalnya

Selama sekolah, dia bergelut dengan politik dan bergabung bersama Persatuan Anak-anak Korea serta Liga Muda Demokratik Korut (DYL).

Dia fokus pada teori politik Marxist dan pada September 1957, menjabat sebagai Wakil Ketua DYL yang berada di sekolahnya.

Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Kim Il Sung dan begitu menonjol pada ekonomi politik Marx, tetapi kurang pada filosofi serta ilmu kemiliteran.

Kim juga dikatakan mengenyam pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Malta awal 1970-an dan pernah menjadi tamu Perdana Menteri Malta Dom Mintoff di sela liburannya.

Pada Juli 1961, Kim bergabung bersama Partai Buruh (WPK). Setelah lulus pada 1964, dia mulai mendapatkan posisi penting di dalam partai.

Dia awalnya didapuk di Komite Pusat WPK dengan tugas memimpin serangan terhadap kaum revisionis dan memastikan partai tidak menyimpang dari garis ideologis yang ditetapkan ayahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com