Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpukul Hebat Varian Delta, Begini Cara India Hadapi Ancaman Varian Omicron

Kompas.com - 15/12/2021, 13:07 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - Sejumlah negara dengan panik menutup kembali perbatasan secara parsial, sejak varian omicron terdeteksi akhir bulan lalu. Namun kondisinya berbeda di India, kepanikan justru terjadi di Institut Nasional Virologi (NIV) di kota barat Pune.

Fasilitas pengurutan genom tertua di India ini dan laboratorium sejenis lainnya bekerja sepanjang waktu, untuk mengidentifikasi orang yang mungkin terinfeksi varian baru Covid-19 di India.

Baca juga: Profesor Inggris Peringatkan Varian Omicron Berpotensi Picu Lonjakan Kasus Rawat Inap

Laboratorium-laboratorium inilah yang kini menjadi senjata utama India untuk mencoba menahan penyebaran varian Omicron.

Setiap hari NIV saja menerima sekitar 100 test swab tenggorokan dan hidung yang disegel dalam kotak-kotak kecil.

Jumlah itu kira-kira lima kali lebih banyak daripada sampel yang diuji sebelum munculnya varian omicron, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan kini menyebar ke seluruh dunia.

Di ruangan kedap udara, kotak dibuka oleh peneliti yang mengenakan pakaian pelindung, dan proses untuk mengisolasi virus dimulai. Sampel diberi label dengan nomor sehingga para ilmuwan tidak tahu swab siapa yang mereka periksa.

Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 Turun Drastis, Warga India Diminta Tetap Pakai Masker

"Ada tekanan besar pada kami saat ini untuk menyampaikan dengan cepat. Tetapi kami harus melakukannya dengan benar, dan ini bukan proses instan," kata Dr Varsha Potdar, ilmuwan senior dan pemimpin kelompok di NIV kepada BBC. 

Ponselnya nyaris tidak berhenti berdering.

Butuh waktu berjam-jam untuk menyiapkan sampel agar bisa dimasukkan ke mesin sequencing, yang dibeli Maret tahun lalu saat awal pandemi.

Mesin tersebut menghasilkan data, yang kemudian dibandingkan oleh program perangkat lunak dengan virus Covid-19 asli yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China. Ini memberi tahu para ilmuwan varian mana yang telah terdeteksi.

Baca juga: Menolak Disuntik Vaksin, Pria India Memanjat Pohon sampai Satu Jam

Belajar dari gelombang kedua

Selama gelombang kedua Covid-19 India awal tahun ini, India dikritik karena tidak memberi tahu dunia lebih awal tentang Delta. Varian Covid-19 itu dengan cepat menjadi varian dominan di seluruh dunia. Apa yang berubah sejak saat itu?

"Kami telah belajar banyak dari itu," kata Dr Priya Abraham, Direktur NIV.

"Kami tahu bahwa semakin kami membiarkan virus menyebar, semakin besar kemungkinan kami akan memiliki varian baru. Saya pikir kami akan jauh lebih proaktif sekarang, jauh lebih siap."

Apapun mengingat ukuran populasi India, Dr Abraham mengaku tetap ada keterbatasan.

"Kami jauh dari negara-negara yang lebih maju seperti Inggris atau Amerika Serikat, tetapi saya pikir kami telah mengejar banyak hal. Dan ingat, kami juga perlu memberikan pesan bahwa bersama dengan langkah-langkah ini, semua orang harus berhati-hati," katanya.

"Saya pikir gelombang ketiga akan datang tergantung pada seberapa ‘ramah’ kita mengundangnya. Jika ada keraguan vaksin, dan kami memiliki pertemuan massal di ruang terbatas, ya, gelombang ketiga akan ada di sini (India)."

Umat Hindu berkumpul untuk melantunkan Bhagavad Gita, salah satu kitab suci umat Hindu di Hyderabad, India, Selasa, 14 Desember 2021. AP PHOTO/MAHESH KUMAR A Umat Hindu berkumpul untuk melantunkan Bhagavad Gita, salah satu kitab suci umat Hindu di Hyderabad, India, Selasa, 14 Desember 2021.

Baca juga: Kekurangan Perawat, Jerman Cari Tambahan Nakes di India

Lebih dari setengah populasi orang dewasa India telah divaksinasi lengkap. Itu masih menyisakan ratusan juta orang dalam risiko.

Dokter pun memperingatkan bahwa jika gelombang ketiga ‘berbahan bakar’ Varian Omicron menghantam, fasilitas medis masih bisa dibanjiri dengan sangat cepat.

“Pada gelombang kedua, kapasitas rumah sakit India tidak hanya sedikit dilampaui, itu juga beberapa kali melebihi kemampuannya. Jadi meskipun kita memiliki gelombang ketiga yang kecil, yang menurut saya pasti ada kemungkinan (datang), itu masih bisa membanjiri sistem kesehatan kita," kata Dr Swapneil Parekh, seorang dokter di Mumbai.

"Jadi saya pikir daripada bertanya apakah itu akan terjadi, atau kapan itu akan terjadi, kita harus fokus untuk bersiap-siap."

Baca juga: Vaksin Covid-19 Buatan India Dinilai Punya Efikasi Tinggi

Peringatan gelombang ketiga

Di rumah sakit Holy Family di Delhi, ada peningkatan jumlah kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir, setelah lebih dari sebulan tidak ada pasien dengan infeksi yang dirawat.

“Ada rasa takut dan kecemasan yang menumpuk, bahwa kita akan melalui jalan yang sama seperti gelombang kedua,” kata Dr Sumit Ray, yang mengepalai rumah sakit.

"Beberapa di antaranya adalah orang yang divaksinasi ganda yang terinfeksi ulang, jadi sudah waktunya untuk sangat berhati-hati lagi."

BBC mengunjungi rumah sakit selama gelombang kedua terburuk pada April, dan mereka benar-benar sudah kewalahan. Mereka telah memasukkan troli dan kursi roda ke setiap ruang yang memungkinkan untuk merawat pasien sebanyak mungkin.

Tapi tetap saja mereka harus mengusir orang.

Baca juga: Sah, WHO Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Covaxin Buatan India

Meski kasus semakin tinggi, kampanye politik bagi pemilu masih diperbolehkan. AP/BIKAS DAS via ABC INDONESIA Meski kasus semakin tinggi, kampanye politik bagi pemilu masih diperbolehkan.

Ada juga kekurangan oksigen akut di kota. Di sela-sela melihat pasiennya di unit perawatan intensif, Dr Ray membuat panggilan telepon panik untuk mendapatkan lebih banyak persediaan.

Di beberapa rumah sakit di Delhi dan bagian lain India, orang tewas karena kehabisan oksigen.

Dr Ray mengatakan pemerintah India perlu mengatur sumber dayanya dengan lebih baik dan memfasilitasi pergerakan pasokan jika diperlukan.

"Orang-orang seharusnya tidak boleh pergi dari rumah sakit ke rumah sakit mencari tempat tidur. Itu tidak bisa diterima,” protesnya.

Menurutnya, perlu ada koordinasi yang lebih baik dan saat ini pemerintah setidaknya masih punya waktu untuk mempersiapkan yang terburuk sekali lagi dan ini harus segera dilakukan.

"Anda (tenaga medis) dilatih untuk menyelamatkan nyawa dan jika Anda tidak dapat melakukannya karena tidak ada cukup sumber daya, Anda merasa gagal. Itu adalah periode terburuk dalam hidup saya, sebagai seorang profesional medis."

Baca juga: Menolak Disuntik Vaksin, Pria India Memanjat Pohon sampai Satu Jam

Pemerintah mengeklaim sedang melakukan persiapan. Tapi Dr Parekh di Mumbai mengatakan masih banyak yang harus dilakukan.

"Saya pikir kita benar-benar perlu membuat sebanyak mungkin orang divaksinasi sepenuhnya. Mari kita juga mulai meluncurkan dosis ketiga untuk orang tua dan mereka yang rentan secara klinis, terutama individu yang mengalami gangguan kekebalan, juga untuk petugas kesehatan dan pekerja garis depan," katanya.

"Di negara ini, kami telah memainkan rolet pandemi selama gelombang kedua, dan kalah. Jadi kali ini, mari kita lakukan yang sebaliknya. Mari kita bersiap-siap."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com