LONDON, KOMPAS.com – Kepala Penasihat Medis untuk Pemerintah Inggris Profesor Chris Whitty memperingatkan bahwa varian Omicron berpotensi memicu lonjakan kasus rawat inap yang signifikan.
Kendati demikian, Whitty juga menuturkan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan seberapa parah gejala yang ditumbulkan varian Omicron.
Hal tersebut disampaikan Whitty dalam rapat kabinet virtual dengan para menteri pada Selasa (14/12/2021) sebagaimana dilansir Sky News.
Baca juga: Studi di AS: Tanpa Dosis Booster, Vaksin Covid-19 Kurang Efektif Lawan Omicron
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan Angelique Coetzee mengatakan bahwa sebagian besar kasus dari varian Omicron menunjukkan gejala ringan.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan para menterinya bahwa dia yakin lonjakan besar dari varian Omicron akan melanda negara itu.
Kendati demikian, Kantor Perdana Menteri Inggris berkeras tidak ada pembatasan virus corona lebih lanjut yang direncanakan.
Baca juga: Gerak Cepat Singapura Hadapi Gelombang Omicron, Tingkatkan ICU dan Genjot Pengetesan
Johnson justru mendesak warga Inggris untuk mendapatkan vaksi Covid-19 dosis booster.
Terbru, Inggris melaporkan jumlah kasus Covid-19 harian yang hampir mencapai 60.000 kasus, tertinggi sejak 9 Januari.
Sky News melaporkan, penyebab lonjakan kasus Covid-19 tersebut salah satunya didorong oleh varian yang sangat menular.
Baca juga: Pil Covid Pfizer Diklaim Efektif Melawan Varian Omicron dan Mencegah Penyakit Parah
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan kepada anggota parlemen mengenai risiko lonjakan kasus yang sangat nyata.
Dia menuturkan, peningkatan eksponensial kasus Omicron di Inggris berpotensi membuat fasilitas kesehatan di Inggris kewalahan.
Dia menambahkan, jika varian Omicron nanti terbukti tidak lebih parah dari varian Delta, varian tersebut sangat menular dan masih berpotensi membanjiri fasilitas kesehatan.
Baca juga: China Deteksi Kasus Pertama Varian Omicron
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.