CANBERRA, KOMPAS.com – Media Australia melaporkan, Canberra tidak akan mengirimkan pejabat atau politisinya menghadiri Olimpiade Beijing 2022.
Sydney Morning Herald mengatakan, Australia dalam beberapa hari ke depan akan memutuskan apakah akan menerapkan boikot diplomatik penuh pada Olimpiade Musim Dingin tersebut.
Mengutip sejumlah sumber dari pemerintahan, Perdana Menteri Australia Scott Morrison tengah mempertimbangkan akan mengikuti jejak AS menerapkan boikot diplomatik penuh atas Olimpiade Beijing 2022.
Baca juga: AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing 2022, Apa Dampaknya?
Media tersebut menambahkan, hal tersebut merupakan langkah Australia untuk mengirim “sinyal” ke China atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia dan perlakuan terhadap petenis China Peng Shuai.
Melansir Reuters, Rabu (8/12/2021), Australia tidak akan mengirimkan pejabat atau politisinya dalam pesta olahraga akbar yang bakal digelar di Beijing pada Februari 2022.
Di sisi lain, Pemerintah Australia juga mempertimbangkan apakah Duta Besar Australia untuk China Graham Fletcher akan menghadiri Olimpiade Beijing 2022.
Jika Pemerintah Australia resmi menerapkan boikot diplomatik pada Olimpiade Beijing 2022, hubungan kedua negara dipastikan semakin mengeruh.
Baca juga: AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing, Begini Respons IOC
Australia dan China sempat bersitegang setelah Canberra melarang Huawei Technologies dari jaringan broadband 5G pada 2018.
“Negeri Kanguru” juga getol menyerukan penyelidikan independen terhadap asal usul Covid-19.
Sebelumnya, AS pada Senin (6/12/2021) resmi mengumumkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.
Boikot diplomatik berarti para pejabat AS termasuk presiden tidak akan datang ke Olimpiade Beijing 2022, tetapi para atletnya tetap bertanding.
Baca juga: Sebelum AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing, China Peringatkan Akan Membalas
Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan, alasan Washington menerapkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing 2022 adalah karena adanya pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
"Para atlet di Tim AS mendapat dukungan penuh kami. Kami akan berada di belakang 100 persen saat kami mendukung mereka dari rumah," lanjutnya dikutip dari AFP.
Sementara itu, China mengatakan AS akan "membayar harganya” atas keputusannya tersebut.
“Negeri Panda” juga memperingatkan akan ada tindakan balasan terhadap “Negeri Paman Sam” sebagai tanggapan boikot diplomatik Olimpiade Beijing 2022.
Baca juga: AS Resmi Umumkan Boikot Diplomatik di Olimpiade Beijing 2022
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.