TEHERAN, KOMPAS.com – Sebuah ledakan dilaporkan terjadi di dekat fasilitas pengayaan uranium Natanz, Iran, pada Sabtu (4/12/2021).
Saking kerasnya, ledakan itu terdengar sampai Kota Badroud, sekitar 20 kilometer dari fasilitas nuklir tersebut.
“Penduduk Badroud mendengar suara itu dan melihat cahaya yang menunjukkan sebuah benda baru saja meledak di langit di atas kota,” kata seorang saksi mata kepada IRNA.
Baca juga: Iran Klaim Fasilitas Nuklir Natanz Disabotase, Pelakunya Disebut Israel
Melansir France24, ledakan tersebut ternyata berasal dari uji coba sistem pertahanan udara di sana.
Juru Bicara Garda Revolusi Iran Jenderal Amir Tarikhani mengatakan kepada televisi pemerintah, penduduk tidak perlu khawatir.
“Satu jam yang lalu, salah satu sistem rudal kami di wilayah itu diuji untuk menilai kesiapan di lapangan, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Tarikhani.
Tarikhani menambahkan, uji coba tersebut dilakukan untuk mengevaluasi sistem pertahanan yang berbasis di kawasan itu.
Baca juga: Terjadi Kecelakaan di Fasilitas Nuklir Iran, Kedua Kalinya di Natanz sejak 2020
“Latihan semacam itu dilakukan di lingkungan yang benar-benar aman dan dalam koordinasi penuh dengan jaringan pertahanan terpadu,” sambung Tarikhani.
Fasilitas nuklir Natanz Iran hampir seluruhnya berada di bawah tanah, dilindungi oleh beton bertulang, dan ditutupi dengan tanah.
Ledakan tersebut terjadi ketika Iran dan negara-negara dunia tengah melakukan pembicaraan ulang mengenai kesepakatan nuklir 2015.
Di bawah kesepakatan bernama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tersebut, Iran setuju membatasi program nuklirnya dan membatasi pengayaan uranium.
Baca juga: Fasilitas Nuklir Iran Natanz Terbakar, Israel Diduga Pasang Bom
Namun, ketika Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS, dia secara sepihak menarik Washington dari kesepakatan tersebut.
Tak hanya itu, Trump juga kembali menjatuhkan sanksi besar-besaran kepada Iran.
Teheran tak terima hingga secara bertahap melanggar kesepakatan tersebut untuk meningkatkan aktivitas nuklirnya.
Hingga akhirnya, Joe Biden terpilih menjadi Presiden AS dan pembicaraan ulang mengenai perjanjian nuklir 2015 terlaksana.
Baca juga: Masalah Kesepakatan Nuklir Iran dan Kepentingan Negara-negara yang Terlibat di Dalamnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.